Bos Indosat Ungkap Upaya Jokowi Buyback Saham Sejak 2018

28 Januari 2019 18:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Indosat Ooredoo, Chris Kanter. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Indosat Ooredoo, Chris Kanter. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Joko Widodo (Jokowi) memiliki janji untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham PT Indosat Tbk (ISAT) yang kini dikuasai oleh perusahaan telekomunikasi Qatar, Ooredoo (sebelumnya bernama Qatar Telecom), saat masa kampanye pemilihan presiden 2014 lalu.
ADVERTISEMENT
Jelang habisnya masa jabatan Jokowi sebagai presiden Indonesia periode 2014-2019, janji tersebut masih belum ditepati. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan dan banyak pihak yang menagih janji Jokowi tersebut.
CEO Indosat Ooredoo, Chris Kanter, angkat bicara tentang isu buyback saham Indosat tersebut. Menurutnya, Presiden Jokowi telah berupaya membeli kembali saham Indosat sejak tahun 2018 lalu, namun ia menyarankan agar hal itu tidak dilakukan.
Dalam acara jumpa pers di Yogyakarta, Senin (28/1), Chris menjelaskan apa saja hal yang membuat sebaiknya pemerintah tidak membeli saham Indosat saat ini.
"Pemerintah dari tahun lalu berupaya buyback. Tapi saya jelasin ke presiden, upaya bapak yang dari tahun lalu kalau melihat keadaan itu simply impossible (tidak mungkin). Karena pemilik yang sekarang (Ooredoo) itu kaya banget, dia mau jadi the world biggest telco. Dia mau beli, bukan jual," papar Chris.
Chris Kanter, Direktur Utama Indosat Ooredoo. (Foto: Indosat Ooredoo)
zoom-in-whitePerbesar
Chris Kanter, Direktur Utama Indosat Ooredoo. (Foto: Indosat Ooredoo)
Ia mengatakan Ooredoo bisa saja melepas saham Indosat kepada pemerintah, tapi harganya akan mahal walau saat ini kondisi nilai saham Indosat sedang menurun tajam. Hal ini telah disampaikan Chris ke Jokowi secara langsung.
ADVERTISEMENT
"Kalau mau beli berarti harganya mahal dan lebih baik itu untuk infrastruktur. Saya menyampaikan fakta. Kalau mau beli harganya lebih mahal (dari harga awal), kalau lebih murah yang punyanya (Ooredoo) enggak akan mau," jelasnya.
Analis pasar modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada sempat menilai turunnya saham Indosat di angka Rp 1.985 pada 30 November lalu merupakan kesempatan pemerintah untuk melakukan buyback. Namun, Chris justru mengatakan Ooredoo akan tetap memasang harga yang tinggi untuk Indosat.
Indosat Ooredoo. (Foto: Aditya Panji/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Indosat Ooredoo. (Foto: Aditya Panji/kumparan)
Konsolidasi alias merger perusahaan telekomunikasi di Indonesia menurut Chris bisa menjadi jalan keluarnya. Meski hingga saat ini Chris menyatakan Indosat belum ada rencana apa pun soal mengakuisisi perusahaan telekomunikasi lain.
"Menurut saya konsolidasi akan otomatis terjadi. Karena enggak sehat dengan jumlah (operator) segini. Bagusnya tiga, maksimal empat," ucap Chris.
ADVERTISEMENT
Saat ini, jumlah operator telekomunikasi di Indonesia ada enam, yakni PT Hutchison 3 Indonesia (Tri), PT XL Axiata (XL), PT Indosat (Indosat), PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), dan PT Smartfren.