Bukalapak Dukung Pemerintah Kontrol Big Data Perusahaan

2 Maret 2018 7:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO BukaLapak, Achmad Zaky. (Foto: Bukalapak)
zoom-in-whitePerbesar
CEO BukaLapak, Achmad Zaky. (Foto: Bukalapak)
ADVERTISEMENT
Big Data merupakan salah satu 'harta' yang paling berharga bagi sebuah perusahaan yang memanfaatkan teknologi untuk terus tumbuh dan berkembang. Kumpulan data yang diproses melalui peranti lunak untuk dianalisis itu digunakan perusahaan untuk mengetahui apa saja yang mereka butuhkan untuk terus meningkatkan bisnisnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu startup unicorn Indonesia, Bukalapak, turut menggunakan Big Data dalam menjalankan kegiatan bisnis perusahaan. Data-data seperti transaksi yang terjadi di Bukalapak, kebiasaan dan perilaku pengguna serta penjual di Bukalapak, hingga bagaimana orang-orang mengakses Bukalapak dapat dianalisis lewat Big Data.
Oleh karena itu, CEO sekaligus pendiri Bukalapak, Achmad Zaky, menegaskan pentingnya Big Data bagi perusahaannya tersebut. Namun, tak bisa dipungkiri, keamanan menjadi concern utama yang membuat Zaky berpikir pemerintah perlu ikut berperan dalam menetapkan aturan penanganan Big Data di perusahaan.
"Ya, saya pikir Big Data adalah penting. Ini sudah menjadi tren. Saya pikir pemerintah harus memiliki aturan khusus mengenai penanganan Big Data. Di Bukalapak sendiri, punya banyak sekali Big Data yang bermanfaat bagi kami dan kita jaga sekali keamanannya," ujar Zaky, saat ditemui di acara Youth Town Hall 'The Future of Work', Yogyakarta, Kamis (1/3).
Achmad Zaky dan Christine Lagarde di Yogyakarta. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Achmad Zaky dan Christine Lagarde di Yogyakarta. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
Ia memaparkan, meski begitu tetap saja perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan Big Data masih dihantui oleh oknum-oknum peretas yang bisa saja berniat menyerang dan mengeksploitasinya. Zaky mencontohkan sebuah kasus yang dialami sebuah bank di Jepang.
ADVERTISEMENT
"Seperti kasus di Jepang, salah satu banknya diretas dan banyak uang yang hilang. Itu salah satu juga kerugian dari saling terkoneksi dan Big Data," ucapnya.
Hal ini membuat Zaky berpikir perlu adanya andil pemerintah dalam menjaga keamanan Big Data perusahaan. Bahkan, ia mendukung Big Data bisa dikendalikan oleh pemerintah selama ditangani oleh orang yang ahli di bidangnya.
"Saya dukung Big Data bisa dikontrol oleh pemerintah. Tapi juga harus orang yang berkompeten, jangan sampai tidak dijalankan dengan baik sehingga tidak maksimal pemanfaatannya," papar Zaky.
CEO dan pendiri Bukalapak, Achmad Zaky. (Foto: Bukalapak/YouTube)
zoom-in-whitePerbesar
CEO dan pendiri Bukalapak, Achmad Zaky. (Foto: Bukalapak/YouTube)
Melanjutkan pembicaraannya, Zaky tidak memungkiri untuk saat ini pemerintah belum cukup kompeten karena aturan birokrasi yang cukup panjang. Menurutnya, itu berbeda dengan budaya kerja Bukalapak sebagai perusahaan teknologi yang bergerak cepat.
ADVERTISEMENT
Ia menyarankan pemerintah untuk go digital dan mulai berinvestasi di anak-anak muda agar ikut membangun bangsa.
Bukalapak sendiri kini telah berusia 8 tahun. Zaky berhasil memimpin perusahaannya untuk terus tumbuh hingga saat ini menjadi salah satu dari empat startup asal Indonesia yang menjadi unicorn. Mereka menjadi nama startup unicorn Indonesia terbaru setelah Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka.