Bukalapak Siapkan Pusat Riset untuk AI, Drone Delivery, dan Blockchain

10 Januari 2018 19:47 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO BukaLapak, Achmad Zaky. (Foto: Bukalapak)
zoom-in-whitePerbesar
CEO BukaLapak, Achmad Zaky. (Foto: Bukalapak)
ADVERTISEMENT
Salah satu marketplace terbesar di Indonesia, Bukalapak berkeinginan untuk membuka pusat riset teknologi di Indonesia. Keinginan itu diharapkan bisa terealisasi pada pertengahan tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus CEO Bukalapak, Achmad Zaky, mengatakan kantor riset yang nantinya berlokasi di Bandung akan digunakan untuk riset teknologi berupa peranti keras dan perangkat lunak.
"Tahun 2018, kami rencananya akan buka kantor riset teknologi di Bandung terbesar, nantinya akan meriset tentang AI, drone delivery, mesin learning, IOT, blockchain, seperti speaker suara yang bisa belanja 'kan ada tuh," ungkap Achmad Zaky saat ditemui di Ciputra Art Preneur, Jakarta, Rabu (10/01).
Dipilihnya Bandung, menurut Achmad, karena kota ini dianggap sebagai tempat yang cocok untuk mengembangkan ekosistem teknologi. Bukalapak juga sudah punya kantor cabang yang beroperasi di kota yang dikenal sebagai Paris van Java.
"Bandung ini menurut saya kota pelajar engineering. Di Bandung ada ITB, ITENAS, Telkom (Universitas Telkom). Jadi, kampus teknologinya banyak di Bandung. Maka kita pilih di Bandung. Kita juga sudah diskusi dengan akademis bahkan dengan Wali Kota Bandung untuk mendukung program smart city-nya," ujar pria lulusan ITB ini.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, Zaky belum mau mengungkap lokasi pasti untuk pusat riset Bukalapak. Diharapkan, kantor ini bisa menampung 200 ahli peranti lunak dan peranti keras untuk mengembangkan berbagai teknologi masa depan.
"Baru budget-nya sudah ada, kita harap tengah 4.000 sampai 5.000 square meter bisa mulai dibangun di pertengahan tahun. Saat ini ada 20 engineer, kami juga menghadapkan target 200 engineer bisa bergabung," kata Achmad.
Pria kelahiran Sragen ini percaya talenta lokal tidak kalah dengan asing. Dia yakin segala keterlambatan teknologi yang terjadi di Indonesia bisa dikejar dengan cara membangun pusat riset teknologi di Tanah Air.
"Menurut saya potensi ya masih banyak untuk dikembangkan, karena kita enggak kalah karena 100 persen Bukalapak di dominasi oleh talenta lokal. Mengapa kita kalah sama luar, karena kita belum ada pusat riset teknologi di sini," pungkasnya.
Salah satu ruang kantor Bukalapak di Jakarta. (Foto: Bukalapak)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu ruang kantor Bukalapak di Jakarta. (Foto: Bukalapak)
Bukalapak juga akan mengajak kerjasama kampus-kampus teknik untuk membuka labotarium riset di kampus untuk membantu mahasiswa mengenal dunia kerja nyata.
ADVERTISEMENT
Jumlah pengguna Bukalapak saat ini telah mencapai 35 juta pengguna aktif bulanan di seluruh Indonesia pada tahun 2017. Bukalapak mengklaim sebanyak 30 persen dari netizen Indonesia pernah berkunjung ke Bukalapak, dengan estimasi pengguna Internet sebesar 100 juta. Sedangkan untuk jumlah pelapak mencapai 2,2 juta dengan transaksi harian mencapai 320.000 transaksi.