Bukalapak Ungkap Alasan Belum Siap IPO

10 Januari 2019 18:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Bukalapak, Fajrin Rasyid. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Bukalapak, Fajrin Rasyid. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya menggaet perusahaan e-commerce agar segera melantai di bursa saham. Namun, salah satu perusahaan e-commerce di Indonesia, Bukalapak, mengaku belum memiliki rencana untuk IPO (Initial Public Offering) dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
Presiden Bukalapak, Fajrin Rasyid, mengungkapkan saat ini Bukalapak masih mempertimbangkan berbagai hal untuk melantai di bursa saham. Beberapa pertimbangan itu termasuk apakah mereka nantinya harus mempublikasikan data mereka atau tidak.
"Kita diceritakan persyaratan IPO sekarang lebih mudah. Yang kami masih cari tahu adalah sebenarnya ada enggak sih perubahan ke depannya soal kebijakan-kebijakan setelah itu," ungkap Fajrin, saat ditemui dalam konferensi pers HUT ke-9 Bukalapak di Jakarta, Kamis (10/1).
"Itu yang kadang bikin perusahaan startup itu kalau sudah IPO harus publish data, nah itu yang belum disentuh sama BI (Bank Indonesia). Mungkin bisa dicek lagi peraturan yang sudah ada masukan dari kami bisa enggak ada relaksasi. Karena kita harus kasih detail laporan keuangan," lanjutnya.
Presiden Bukalapak, Fajrin Rasyid. (Foto: Bukalapak)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Bukalapak, Fajrin Rasyid. (Foto: Bukalapak)
Menurut Fajrin, hal ini menjadi salah satu yang paling berat bagi Bukalapak untuk IPO karena perusahaannya tidak ingin inovasinya ditiru yang lain.
ADVERTISEMENT
"Itu mungkin bisa jadi salah satu yang paling beratlah karena dengan inovasi yang cepat sekali kadang-kadang pengen inovasi ini jangan sampai diketahui banyak orang lalu ditiru dengan cepat dan sebagainya. Jadi itu salah satu yang menjadi concern kita. Enggak cuma soal angka ya, tapi juga kegiatan-kegiatan penting dan sebagainya," papar Fajrin.
Fajrin mengaku tim Bukalapak secara internal lebih banyak berbicara soal angka-angka dalam hal transaksi, jumlah pelapak, dan lain-lain. Oleh karena itu, Bukalapak juga ia katakan tidak memiliki target untuk menjadi startup decacorn, yaitu startup yang memiliki valuasi lebih dari 10 miliar dolar AS.
Salah satu ruang kantor Bukalapak di Jakarta. (Foto: Bukalapak)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu ruang kantor Bukalapak di Jakarta. (Foto: Bukalapak)
Bukalapak sendiri saat ini sudah berstatus sebagai salah satu startup unicorn Indonesia, bersama GOJEK, Tokopedia, dan Traveloka. Walau begitu, Fajrin memaparkan fokus Bukalapak adalah hasil atau transaksi yang terjadi di platform-nya, bukan soal valuasi.
ADVERTISEMENT
"Tujuan utama Bukalapak terdekat adalah bagimana Bukalapak bisa terus berkembang dan bisa memajukan UKM di Indonesia," ujarnya.