Cara Blibli Hadapi Era E-commerce 4.0

26 Juni 2019 18:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisnu Iskandar, SVP Trade Partnership Gadget - Electronic and O2O Blibli. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wisnu Iskandar, SVP Trade Partnership Gadget - Electronic and O2O Blibli. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Perkembangan bisnis e-commerce kini mulai mengalami perubahan dalam menghadapi era digital. Industri e-commerce kini mulai menyongsong era e-commerce 4.0 yang memiliki konsep strategi lebih dari satu channel mencakup penjualan online-to-offline (O2O).
ADVERTISEMENT
Salah satu pelaku e-commerce, Blibli, sudah menyiapkan sejumlah strategi guna menghadapi era e-commerce 4.0. Menurut SVP Trade Partnership Gadget - Electronic and O2O Blibli, Wisnu Iskandar, strategi ini menjadi salah satu penanda masuknya era e-commerce 4.0.
"Sejalan dengan itu, para pelaku e-commerce dinilai perlu untuk menyiapkan empat pilar dalam menghadapi e-commerce 4.0: infrastruktur, hubungan merchant dan konsumen, kreatif, dan inovasi. Konsep O2O mengakomodir unsur empat pilar tersebut," ucap Wisnu, di kantor Blibli, Jakarta, Rabu (26/6).
Lewat e-commerce 4.0, Blibli menawarkan cara baru dalam berbelanja yang memadukan konsep O2O yang dinamakan Click and Collect. Layanan tersebut, memungkinkan pembeli bisa memilih barang dan berbelanja secara online, lalu mengambilnya langsung di toko offline. Konsep ini menjadi yang pertama di Indonesia.
Platform e-commerce Blibli. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
ADVERTISEMENT
"O2O sangat diminati karena memiliki fungsi merangkul bisnis offline. Pelaku usaha offline merasa tidak tertinggal. Kami akan mempunyai pasar yang baru dan menggarapnya secara offline," terang Wisnu.
Lebih lanjut, Wisnu menjelaskan era e-commerce 1.0 terjadi saat teknologi internet awal muncul di tahun 1990-an. Internet memungkinkan terjadinya pertukaran informasi antara pihak penjual dan konsumen.
Bergeser ke tahun 2000-an, masuk ke era e-commerce 2.0 yang dimulai saat platform e-commerce mulai digunakan sebagai salah satu saluran untuk membantu upaya-upaya penjualan barang dan jasa.
Selanjutnya, e-commerce 3.0 terjadi pada awal 2010, yang ditandai dengan adanya pergerakan trafik platform e-commerce yang tumbuh signifikan, berkat perkembangan teknologi dan pertumbuhan pengguna smartphone. Pemain-pemain e-commerce besar mulai lahir seperti Blibli, Tokopedia, hingga Bukalapak.
Platform e-commerce Blibli. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Era e-commerce 4.0 juga nantinya akan mendorong penggunaan inovasi teknologi seperti kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT).
ADVERTISEMENT
Soal hambatan dalam menerapkan e-commerce 4.0, Wisnu menjelaskan salah satu faktornya adalah dari sisi pelanggan yang masih belum memiliki pengetahuan yang baik soal literasi digital.
"Challenge tentang teknologi bisa dijalankan. Semua bisa cuma kemauan dari area konsumen yang harus lebih teredukasi, perlu waktu untuk belajar," imbuhnya.