Cara Orang Terkaya di Dunia Habiskan Uang untuk Kemanusiaan

22 September 2018 11:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jeff Bezos (Foto: Drew Angerer / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Jeff Bezos (Foto: Drew Angerer / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP)
ADVERTISEMENT
Pendiri dan CEO raksasa e-commerce Amazon, Jeff Bezos, resmi menjadi orang terkaya di dunia pada Juli lalu. Saat itu, nilai kekayaannya menyentuh angka 150 miliar dolar AS atau setara Rp 2.158 triliun, menurut laporan Bloomberg.
ADVERTISEMENT
Dengan menjadi orang terkaya di dunia, maka ia pun menggeser posisi Bill Gates dari posisi puncak. Tapi, diketahui ia belum pernah terlihat aktif dalam kegiatan kemanusiaan seperti yang dilakukan orang kaya lainnya.
Bill Gates tentu menjadi salah satu sosok orang kaya paling dermawan karena berbagai kegiatan kemanusiaannya. Selain itu, sosok miliarder lain seperti CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk, juga CEO Netflix Reed Hastings, berkomitmen untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk amal selama masa hidupnya.
Dua tokoh teknologi, Bill Gates dan Elon Musk. (Foto: Stringer dan Danny Moloshok/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Dua tokoh teknologi, Bill Gates dan Elon Musk. (Foto: Stringer dan Danny Moloshok/Reuters)
Kedua tokoh ini menandatangani sebuah perjanjian yang disebut Giving Pledge untuk menjalankan komitmen tersebut. Namun, Jeff Bezos menjadi satu-satunya orang Amerika Serikat dalam lima besar orang terkaya dunia yang tidak ikut dalam perjanjian tersebut.
Tapi, Bezos tampak mulai ingin terjun ke bidang kemanusiaan ketika ia meminta masukan dari pengikutnya di Twitter tentang apa yang harus dilakukannya untuk beramal. Kicauan ini ia tulis pada Juni 2017.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir saya ingin melakukan lebih banyak kegiatan kemanusiaan untuk membantu orang-orang di mana saja - dalam jangka pendek - di tengah meningkatnya kebutuhan dan dampak berkepanjangan," tulis Bezos.
Ia mencontohkan sebuah tempat bernama Mary's Place di Seatlle, yang menyediakan penampungan dan melatih orang-orang yang tidak punya tempat tinggal. Amazon bermitra dengan Mary's Place pada 2016, mengubah sebuah hotel lama menjadi sebuah penampungan untuk lebih dari 200 anggota keluarga.
Tempat itu kemudian dihancurkan untuk dijadikan dua gedung kantor Amazon yang baru. Meski begitu, Amazon berkomitmen untuk memberikan rumah permanen bagi Mary's Place. Jeff Bezos pun mendonasikan dana sebesar 1 juta dolar AS untuk organisasi tersebut.
Pada Juni 2018, beberapa hari sebelum satu tahun kicauan itu ia buat, Bezos kembali berkicau dan mengatakan respons orang-orang 'sangat menginspirasi, mencerahkan, membantu, dan diapresiasi'. Bezos kemudian mengatakan ia telah memilih dua area untuk berfokus dalam kegiatan kemanusiaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, seorang penasihat filantropi bernama Jake Hayman mengkritik langkah Bezos yang hanya terjun di bidang kemanusiaan untuk jangka waktu yang pendek dan caranya meminta saran lewat Twitter.
"Jawabannya bukan untuk menyediakan penampungan dan pekerjaan untuk keluarga tanpa tempat tinggal di mana pun, tapi lebih untuk memperbaiki sistem yang sering membuat orang-orang gagal, intinya yang mereka andalkan lewat amal," tulis Hayman, dilansir Business Insider.
Sejak berkicau tentang rencana filantropi, Bezos tidak pernah mengungkap berapa besar donasi yang akan diberikannya. Tapi, pada Januari lalu, istrinya MacKenzie Bezos mengatakan mereka menyumbang 33 juta dolar AS terhadap organisasi non profit TheDream.US. Organisasi ini memberi dukungan pada anak-anak yang datang ke AS sebagai imigran yang tidak ada dokumentasinya.
ADVERTISEMENT
Uang itu kemudian dipakai untuk menyediakan beasiswa kuliah bagi 1.000 lulusan SMA yang mendapat tempat tinggal di AS di bawah program Deferred Action for Childhood Arrivals. Diketahui, salah satu pendiri TheDream.US adalah Don Graham, penerbit The Washington Post saat Bezos membeli perusahaan media tersebut pada 2013.
CEO Amazon, Jeff Bezos. (Foto: Lindsey Wasson/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Amazon, Jeff Bezos. (Foto: Lindsey Wasson/Reuters)
Dalam pengumuman donasi itu, Bezos mengatakan sumbangan tersebut dilakukan sebagai penghormatan untuk ayahnya, yang datang ke AS dari Kuba pada 1960an sebagai salah satu dari ribuan anak terlantar.
Walau kegiatan filantropi yang dilakukan Musk dan Hastings terlihat lebih besar ketimbang Bezos, tapi perlu dicatat jika tidak semua miliarder banyak terjun ke bidang kemanusiaan saat masih menjalankan perusahaan.
Bill Gates misalnya, ia belum menciptakan yayasan Bill and Melinda Gates Foundation sebelum ia mundur dari posisi CEO Microsoft. Begitu pula Jack Ma, pendiri Alibaba yang menyatakan bakal mundur dari posisinya di perusahaan pada tahun 2019 dan juga ingin aktif di bidang kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Mari ditunggu langkah-langkah beramal selanjutnya dari sang orang terkaya di dunia.