Cara XL Gaet Nelayan untuk Pakai Aplikasi Laut Nusantara

29 Agustus 2019 20:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
XL Axiata Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
XL Axiata Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Pembaruan aplikasi Laut Nusantara buatan XL Axiata tidak hanya berguna untuk nelayan semata. Setidaknya, aplikasi tersebut dapat menunjukkan tracking nelayan yang menggunakan aplikasi tersebut, sebelum kemudian menjadi bahan evaluasi bagi pihak pengembang untuk melihat efektivitas dari aplikasi yang mereka buat.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Yessie D. Yosetya, Direktur Teknologi XL Axiata, di sela-sela peluncuran versi terbaru Laut Nusantara. Menurutnya, fitur navigasi yang baru ditambahkan ke dalam versi ketiga aplikasi Laut Nusantara dapat memperlihatkan jumlah sesungguhnya dari nelayan yang menggunakan aplikasi tersebut.
"Per hari ini ada sekitar 15 ribu pengunduh aktif yang menggunakan aplikasi Laut Nusantara. Bagaimana cara kita mengukur keefektivitasan aplikasi ini? Sebetulnya di versi 3 ini, kita bisa melihat dan memonitor secara langsung pada saat real time siapa saja nelayan-nelayan yang menggunakan aplikasi ini," beber Yessie, di Jembrana, Bali, Kamis (29/8).
Direktur Jaringan XL Axiata, Yessie D. Yosetya Foto: Muhammad Fikrie/kumparan
"Kami, XL bersama BROL (Badan Riset dan Observasi Laut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan), melakukan edukasi aktif ke masyarakat. Jadi, pada saat kami meluncurkan aplikasi ini, kami juga memiliki sesi-sesi khusus dengan nelayan dan mendampingi mereka bagaimana menggunakan aplikasi tersebut," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Penggunaan aplikasi Laut Nusantara diklaim memberikan manfaat bagi nelayan, di mana hasil tangkapan nelayan yang menggunakan aplikasi tersebut meningkat, ketimbang sebelum menggunakan aplikasi tersebut.
Rustam Adji, misalnya, nelayan berusia 49 tahun dari Banyuwangi itu melaporkan bahwa hasil tangkapannya meningkat lebih dari 7 kali lipat setelah menggunakan aplikasi Laut Nusantara.
"Kalau kita tetap (datang) ke lokasi ikan yang diinformasikan oleh BROL, ini bisa melebihi 7 kali lipat, Pak. Saya membuktikan, kapal saya tinggal sejengkal lagi dengan air yang penuh ikan," kata Rustam, di tempat yang sama.
Aplikasi Laut Nusantara dari XL Axiata. Foto: Muhammad Fikrie/kumparan
Meski demikian, Rustam menilai bahwa teman-teman nelayannya masih banyak yang enggan menggunakan aplikasi tersebut. Hal ini menjadi perhatian utama bagi BROL dan XL untuk menjaga konsistensi dan meningkatkan penggunaan aplikasi Laut Nusantara oleh nelayan tradisional.
ADVERTISEMENT
Perubahan Antarmuka dan Bagi-bagi Smartphone
Kesulitan dalam hal literasi digital bagi nelayan sudah disadari oleh pihak pengembang aplikasi. Berbagai cara mereka tempuh agar aplikasi yang mereka buat dapat secara efektif digunakan oleh para nelayan.
Salah satu upaya mendasar yang dilakukan agar nelayan mudah menggunakan aplikasi tersebut adalah dengan penyederhanaan tampilan antarmuka aplikasi. Sekarang, aplikasi versi ketiga dari Laut Nusantara memiliki tampilan yang sederhana dan tak berbelit-belit, demi memudahkan nelayan menggunakan aplikasi tersebut.
"Kami setiap 1 tahun, contoh saja ya, satu tahun ini 2019, kita sudah mengeluarkan 2 versi. Kemarin bulan April kita versi kedua, bulan Agustus versi ketiga. Saya yakin akhir tahun ini ada versi keempat. Dalam artian, kita mengakomodir. Kalau dia (nelayan) merasa susah, susahnya seperti apa? Nah itu tim teknis bekerja," ujar Nyoman Radiarta, Kepala Institute for Marine Research and Observation, pada kesempatan yang sama.
Peluncuran versi baru aplikasi Laut Nusantara oleh XL Axiata di Bali, Kamis (29/8). Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
Selain urusan teknologi, BROL dan XL juga berupaya untuk menggandeng Pemda untuk mensosialisasikan aplikasi tersebut. Salah satu cara yang hendak mereka tempuh adalah dengan melihat daerah mana yang paling banyak menggunakan aplikasi tersebut, sebelum menjadikan daerah tersebut sebagai model bagi Pemda lain.
ADVERTISEMENT
"Itu yang nantinya kami lakukan ke depan, dengan melihat yang tadi, hotspot itu, di mana daerah, nah kita prioritas ke situ. Daerah paling hotspot di sini, nah kita masuk ke sana," ujar Radiarta.
"Contoh paling nyata kami bergerak selain dengan XL, misalnya dalam BRSDM, ya dengan Pemda. Kita buat semacam hotspot-hotspot dulu, kita tunjukan modelnya semacam ini. Nanti kan pemda lain jadi melihat, 'Ternyata bisa'," pungkasnya.
XL dan PT Profesional Telekomunikasi Bersama (Protelindo) juga memberikan sarana bagi nelayan pesisir agar menggunakan aplikasi Laut Nelayan. Setidaknya, kedua perusahaan tersebut membagikan 150 smartphone dan paket data 1 GB untuk tiga desa di Jembrana, yakni Yeh Kuning, Melaya, dan Perancak.
ADVERTISEMENT