CEO Apple Komentari Penyalahgunaan Data Facebook untuk Menangkan Trump

27 Maret 2018 8:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Facebook (Foto: AFP PHOTO / Luis Acosta)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Facebook (Foto: AFP PHOTO / Luis Acosta)
ADVERTISEMENT
Jagat internet dihebohkan dengan masalah penyalahgunaan 50 juta data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica untuk memenangkan Donald Trump pada pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 2016. CEO Apple Tim Cook pun ikut berkomentar tentang skandal penyalahgunaan data ini.
ADVERTISEMENT
Cook mengatakan bahwa ia mendukung gagasan para perusahaan teknologi untuk membuat peraturan khusus tentang perlindungan data pengguna. Ia khawatir tentang penggunanya yang awam memberikan datanya begitu saja tanpa megetahui keamanannya.
"Kami khawatir selama beberapa tahun ini orang-orang di banyak negara menyerahkan data tanpa mengetahui apa yang mereka lakukan," kata Cook saat menghadiri acara China Development Forum di Beijing, dilansir The Verge.
CEO Apple, Tim Cook. (Foto: Stephen Lam/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Apple, Tim Cook. (Foto: Stephen Lam/Reuters)
CEO Apple ini memang tidak mengusulkan secara mendetail tentang peraturan yang seharusnya dibuat untuk melindungi data masyarakat, namun ia menegaskan kepada para pembuat undang-undang untuk benar-benar serius dalam membuatnya.
Karena seperti diketahui, data 50 juta pengguna Facebook yang digunakan Cambridge Analytica dimanfaatkan untuk mengetahui profil psikologis atau ciri-ciri kepribadian para pengguna, termasuk partai politik apa yang mereka dukung. Dengan selusin like saja, Cambridge Analytica mengklaim bisa mengetahui pilihan politik pengguna.
ADVERTISEMENT
"Kemampuan siapapun yang dapat mengetahui apa yang telah Anda cari selama bertahun-tahun, siapa kontak Anda, siapa yang mereka hubungi, hal-hal yang disukai dan tidak disukai, dan setiap detail dari hidup Anda, dari sudut pandang saya seharusnya tidak ada,” jelas Cook.
Tim Cook, pendiri Apple. (Foto: Getty Images/Michel Porro)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Cook, pendiri Apple. (Foto: Getty Images/Michel Porro)
Gegernya skandal penyalahgunaan data Facebook dengan Cambridge Analytica ini menimbulkan banyak keresahan dari para pengguna Facebook. CEO Facebook Mark Zuckerberg pun telah meminta maaf perihal kebocoran data ini.
Karena masalah ini, Facebook pun diserang dengan gerakan boikot pengguna #DeleteFacebook dan penurunan tajam harga saham yang anjlok hingga 10 persen dan kehilangan hampir 50 miliar dolar AS.
Pendiri dan CEO Facebok, Mark Zuckerberg. (Foto: Stephen Lam/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri dan CEO Facebok, Mark Zuckerberg. (Foto: Stephen Lam/Reuters)
Kong Kali Kong Cambridge Analytica
Cambridge Analytica diketahui mendapatkan data Facebook dari seorang akademisi dari Universitas Cambridge bernama Christopher Kogan. Melalui perusahaan risetnya bernama Global Science Research, Kogan mengumpulkan data pengguna lewat aplikasi kuis uji kepribadian "thisismydigitallife."
ADVERTISEMENT
Menurut laporan AFP, ada 320 ribu orang yang mengikuti kuis thisismydigitallife. Bukan cuma itu, 320 ribu pengguna ini tanpa sadar juga memberikan akses ke setidaknya 160 profil orang lain. Ini terjadi di tahun 2015. Tidak ada yang mencurigainya.
Puncaknya, ada sekitar 50 juta data pengguna Facebook yang dikumpulkan lewat aplikasi kuis tersebut, termasuk informasi pribadi, seperti apa konten yang disukainya, jumlah like, lokasinya, fotonya, dan jaringannya.
Cambridge Analytica. (Foto: Twitter @CamAnalytica)
zoom-in-whitePerbesar
Cambridge Analytica. (Foto: Twitter @CamAnalytica)
Kogan memang memiliki izin untuk menarik data Facebook, tetapi hanya untuk keperluan akademis. Tetapi untuk memberikan atau memperjual-belikan data itu kepada pihak ketiga tanpa persetujuan pengguna, tindakan ini ilegal di bawah undang-undang perlindungan data Inggris.
Setelah mendapatkan data-data ini, Kogan memberikan data tersebut kepada Cambridge Analytica. Perusahaan analisis data asal Inggris ini kemudian mempercayakan seorang pemuda ahli data, bernama Christopher Wylie, untuk mengolah data-data yang ujungnya berusaha membuat pengguna Facebook di Amerika Serikat agar memutuskan pilihan politiknya pada Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Wylie menggunakan informasi pribadi pengguna Facebook untuk menciptakan profil psikologis dan politik yang canggih. Dengan keahlian analisis data, Wylie dan tim Cambridge Analytica menargetkan iklan serta konten politik yang dirancang khusus bekerja pada susunan psikologis yang telah dirancang.
Wylie datang ke Cambridge Analytica dengan membawa ide bahwa data pribadi dapat dimanfaatkan untuk mempengaruhi psikologis seseorang, dan untuk menjalankan aksinya, platform Facebook sangat mungkin dipakai. Para petinggi Cambridge Analytica senang dengan ide Wylie yang mempercayakannya menjabat sebagai direktur riset.
Tapi kini, pria berusia 28 tahun itu mengaku menyesal telah membantu orang seperti Trump berkuasa di negeri adikuasa. Ia kemudian membocorkan segala informasi tentang Cambridge Analytica, Kogan, dan apa yang ia kerjakan untuk pemenangan Trump kepada media massa The Guardian.
ADVERTISEMENT