CEO Tokopedia Angkat Bicara soal Ekspansi: Tiru Alibaba dan Amazon

19 Juni 2019 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Tokopedia William Tanuwijaya. Foto: Tokopedia
zoom-in-whitePerbesar
CEO Tokopedia William Tanuwijaya. Foto: Tokopedia
ADVERTISEMENT
Bulan Agustus 2019 nanti, Tokopedia genap berusia 10 tahun dan terus mempertahankan posisinya sebagai "pasar online" terbesar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di usia yang cukup matang ini, Tokopedia sering dihadapkan pada pertanyaan dari publik soal rencana ekspansinya ke luar negeri, mengingat sejumlah startup bergelar unicorn yang lain telah lebih dulu masuk ke pasar Asia Tenggara.
CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, akhirnya menjawab pertanyaan besar tersebut. Dalam jumpa pers di kantor Tokopedia, Jakarta, pada Rabu (19/6), Willam menerangkan Tokopedia belum ada rencana melakukan ekspansi ke luar negeri. Mereka ingin fokus mengembangkan dan memperkuat bisnisnya di Indonesia.
"Kami ingin fokus di Indonesia. Misi kami benar-benar untuk menyelesaikan masalah pelanggan Indonesia. Dan kami melihat ruang untuk pertumbuhan masih luar biasa," katanya.
Ilustrasi logo Tokopedia. Foto: Tokopedia
William menjelaskan bisnis e-commerce sudah cross border dan tidak ada batasan. Semua transaksi e-commerce bisa dilakukan di mana saja, walaupun berbeda wilayah atau negara. Tokopedia mengambil posisi untuk membantu para penjual asal Indonesia bisa meraih kesuksesan di negaranya sendiri dan bisa mengalahkan pesaingnya dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Kita ingin Tokopedia menjadi tuan rumah di negara sendiri di tengah gempuran perusahaan e-commerce asing yang berekspansi ke Indonesia," papar William.
Belajar dari Alibaba dan Amazon
Soal ekspansi ke luar negeri, diakui William, Tokopedia belajar dari perjalanan dua perusahaan e-commerce terbesar di dunia, Alibaba yang berasal dari China, dan Amazon dari Amerika Serikat.
Kedua perusahaan tersebut selama satu dekade awal fokus membangun fondasi bisnis di negara asalnya. Setelah sukses, kemudian Alibaba dan Amazon merambah pasar di negara lain, sehingga menjadi besar, seperti saat ini. Keduanya dinilai William punya misi membantu para pedagang lokal dalam bisnis, dan kemudian membawanya ekspansi keluar negeri.
"Kami juga berkaca cerita kesuksesan dari Amazon dan Alibaba sepanjang satu dekade awal memiliki semangat mempurjuangan pedagang lokal," terangnya.
Amazon, toko online terbesar di dunia Foto: REUTERS/Mike Segar
Dengan strategi macam ini, Tokopedia bisa berkontribusi lebih untuk membantu menggerakan ekonomi Indonesia, lewat sejumlah inovasi solutif. Salah satu solusi yang tengah dikembangkan adalah gudang pintar yang dinamakan Toko Cabang. Layanan ini bisa memberikan kemudahan untuk menitipkan stok produknya di gudang yang berada jauh dari domisili penjual.
ADVERTISEMENT
Misal, seorang penjual keripik di Aceh bisa menitipkan produknya pada Toko Cabang di Jakarta, sehingga pedagang itu bisa memasarkan produknya di Pulau Jawa. Cara ini akan membuat ongkos kirim lebih murah dan membuat pembeli senang karena barang bisa tiba dengan cepat.
Upaya mempercepat proses pengiriman juga terus dilakukan Tokopedia dengan menjalin kerja sama strategis bersama 11 perusahaan logistik. Solusi ini bisa menjadi jawaban tantangan logistik di Indonesia yang memiliki sekitar 17.000 pulau. William berkata, 60 persen barang yang ada di Tokopedia kini bisa dikirim dalam waktu 24 jam saja.
Tokopedia kini memiliki 5,9 juta penjual dan sudah menjangkau 97 persen kecamatan seluruh Indonesia. Perusahaan mencatat nilai transaksi bruto (gross merchandise value/GMV) sebesar 1,3 miliar dolar AS per bulan saat momen Ramadhan 2019, atau sekitar Rp 18,5 triliun per bulan.
ADVERTISEMENT