CEO Twitter dan Uber Kompak Minta AS Atur Kepemilikan Senjata Api

5 April 2018 7:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penembakan di kantor Youtube. (Foto: Elijah Nouvelage/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Penembakan di kantor Youtube. (Foto: Elijah Nouvelage/REUTERS)
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat kembali dihantui aksi penembakan. Kali ini, kantor platform streaming video YouTube di San Bruno, California, Amerika Serikat, menjadi lokasi terjadinya penembakan yang dilakukan oleh seorang perempuan bernama Nasim Najafi Aghdam.
ADVERTISEMENT
Akibat insiden ini, tiga orang mengalami luka tembak, sementara Nasim ditemukan tidak bernyawa akibat menembak dirinya sendiri.
Menanggapi aksi penembakan tersebut, sejumlah bos di 'kampung teknologi' Silicon Valley meminta pemerintah untuk membuat perubahan mengenai aturan kepemilikan senjata api. Saat ini, isu kepemilikan senjata api memang sedang ramai diperbincangkan menyusulnya banyaknya terjadi insiden penembakan belakangan ini di negeri Paman Sam tersebut.
Setidaknya, ada tiga petinggi perusahaan teknologi yang terbilang vokal mendesak pemerintah dalam mengendalikan peredaran senjata api untuk mengantisipasi kejadian tersebut terulang kembali. Salah satu tokoh itu ialah CEO Twitter, Jack Dorsey.
"Kita tidak bisa bersikap reaktif soal ini, memikirkan dan berdoa hal ini tidak akan terjadi lagi di sekolah-sekolah, tempat kerja dan tempat berkumpul. Sudah waktunya untuk mengubah kebijakan-kebijakan kita," tulis Dorsey di Twitter-nya dilansir Reuters.
ADVERTISEMENT
Senada dengan bos Twitter, CEO perusahaan transportasi online Uber, Dara Khosrowshahi, juga mengucapkan belasungkawa dan menambahkan hashtag #EndGunViolence untuk mendukung pemberantasan kejahatan akibat tidak terkendalinya penggunaan senjata api di AS.
"Atas nama tim Uber, saya kirimkan semangat kepada semua tim YouTube dan Google serta terima kasih kepada pahlawan yang cepat tanggap pertama kali (tentang insiden). (Ini adalah) tragedi lain yang seharusnya mendorong kita untuk menyudahi kekerasan senjata api #EndGunViolence," tulis Khosrowshahi dalam cuitannya.
Aaron Levie, CEO dari perusahaan cloud Box Inc, juga menyikapi dengan tanggapan yang sama. Dalam sebuah cuitannya, ia mencantumkan tagar #NeverAgain, salah satu tagar yang dituliskan bersama tagar #EndGunViolence yang dipakai untuk mendukung aturan menggunakan senjata api di AS.
ADVERTISEMENT
"Sangat sedih mengetahui ada penembakan di kantor YouTube hari ini. Turut berduka cita atas apa yang terjadi pada teman-teman baik kami dan keluarga mereka #NeverAgain," tulis Levie.
Sementara itu bos dari kantor yang menjadi sasaran penembakan, CEO Google Sundar Pichai dan CEO YouTube Susan Wojcicki tidak menyinggung sedikit pun soal isu aturan penggunaan senjata api di AS.
Mereka hanya menyatakan rasa simpatinya terhadap kejadian tersebut dan berterima kasih untuk semua dukungan terhadap Google dan YouTube atas terjadinya insiden ini.
Sejumlah bos teknologi lain juga terpantau memberikan ucapan simpatinya untuk insiden mengerikan tersebut. CEO Apple Tim Cook, CEO Amazon Jeff Bezos, dan COO Facebook Sheryl Sandberg menjadi beberapa tokoh petinggi perusahaan teknologi yang menunjukkan rasa simpatinya terhadap para pegawai YouTube.
ADVERTISEMENT
"Dari semua orang di Apple, kami mengirim simpati kami dan dukungan untuk tim di YouTube dan Google, terutama para korban dan keluarganya," ujar Tim Cook, lewat akun Twitter-nya.