news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Daftar Perusahaan Besar Korban Ransomware Petya

28 Juni 2017 17:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Virus Ransomware. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Virus Ransomware. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Dunia siber lagi-lagi dihebohkan dengan serangan ransomware, yang kali ini adalah varian Petya. Program jahat ini telah menyerang jaringan komputer milik sejumlah perusahaan dan organisasi di Eropa dan Amerika Serikat sejak Selasa, (27/6). Belum diketahui secara pasti ada berapa komputer yang telah terinfeksi Petya, namun diprediksi jumlahnya telah mencapai ribuan dan telah mempengaruhi bahkan melumpuhkan operasional sejumlah perusahaan di kawasan Rusia, Ukraina, Eropa Barat, bahkan sampai ke Amerika Serikat. Berikut ini sejumlah daftar perusahaan yang jadi korban Petya: Perusahaan yang sudah dipastikan menjadi korban Petya adalah perusahaan logistik asal Denmark, A.P. Moller Maersk. Mereka mengaku serangan ransomware ini telah menyebabkan pemadaman pada sistem komputer mereka di seluruh dunia pada Selasa. Sementara perusahaan farmasi Merck & Co mengaku juga terpengaruh dalam serangan kali ini, dengan jaringan komputernya juga terkena imbas dari serangan ransomware Petya secara global.
ADVERTISEMENT
Perusahaan lain yang mengaku telah terjangkit ransomware adalah produsen minyak asal Rusia, Rosneft, lalu perusahaan bahan bangunan Saint Gobain asal Prancis, dan agen periklanan terbesar di dunia, WPP. Bank sentral Rusia berkata ada kasus infeksi ransomware baru yang mengisolasi sistem komputer perusahaan pemberi pinjaman, salah satunya yang telah mengaku terjangkit adalah perusahaan pemberi pinjaman Home Credit. Kemudian ada firma hukum asal Inggris yang beroperasi di lebih dari 40 negara, DLA Piper, juga menyaku telah menjadi korban dari serangan malware terbaru ini. Sebuah perusahaan media di Ukraina yang jadi korban, berkata sistem komputernya telah memunculkan notifikasi yang menegaskan bahwa sebuah program telah mengunci semua data di komputer dan jika data itu ingin kembali, maka mereka dimintai uang tebusan senilai 300 dolar AS dalam bentuk Bitcoin. Ukraina sangat terpukul atas serangan ini. Perdana Menteri Volodymyr Groysman menggambarkan serangan ini "belum pernah terjadi sebelumnya". Seorang penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina mengatakan virus tersebut masuk ke sistem komputer melalui email pengelabuan atau phishing yang ditulis dalam bahasa Rusia dan Ukraina, untuk menarik karyawan agar membukanya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Virus Ransomware (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Virus Ransomware (Foto: Thinkstock)
Badan keamanan negara Ukraina, mengatakan kepada Reuters bahwa email tersebut berisi lampiran dokumen Word atau PDF yang telah disisipi ransomware si virus penyandera dokumen. Yevhen Dykhne, Direktur Bandara Boryspil, ibukota Ukraina, mengatakan telah menjadi korban serangan ransomware jilid 2. "Sehubungan dengan situasi yang tidak teratur, beberapa penundaan penerbangan mungkin terjadi," kata Dykhne dalam sebuah publikasi di Facebook. Seorang wartawan Reuters yang mengunjungi bandara tersebut pada hari Selasa mengatakan bahwa penerbangannya beroperasi seperti biasa. Wakil Perdana Menteri Ukraina, Pavlo Rozenko, menjelaskan jaringan komputer pemerintah telah tumbang dan bank sentral mengatakan sebuah operasi di sejumlah bank dan perusahaan, telah terganggu oleh serangan tersebut. "Akibat serangan siber ini, bank-bank mengalami kesulitan memberi layanan nasabah dan dalam melakukan operasional perbankan lain," kata bank sentral tersebut dalam sebuah pernyataan. Selain sistem komputer di pemerintahan, cabang ritel supermarket Auchan asal Prancis yang beroperasi di Ukraina juga disebut terinfeksi ransomware Petya, dan membuat terminal pembayarannya lumpuh sejak Selasa. Tidak ketinggalan sistem telepon dan IT kota Beiersdorf, Jerman, juga terkena dampak dari ransomware varian Petya.
ADVERTISEMENT
Virus Ransomware. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Virus Ransomware. (Foto: Thinkstock)
Peneliti dari Symantec mengonfirmasi bahwa ransomware varian Petya ini juga mengeksploitasi celah keamanan EternalBlue yang ada di sistem operasi Windows buatan Microsoft, termasuk meretas alat jaringan Windows seperti Windows Management Instrumentation (WMI) dan PSExec sehingga seluruh komputer dengan sistem operasi Windows yang telah diperbarui sekalipun, akan bisa diinfeksi oleh Petya. Sejauh ini, lebih dari 4.600 dolar AS sudah dibayarkan ke dompet bitcoin penyerang dalam 19 pembayaran. Seluruh pakar keamanan siber tidak pernah merekomendasikan para korban ransomware untuk membayar uang tebusan, karena sama sekali tidak ada jaminan si peretas akan memberi kode untuk membuka dokumen yang terkunci. Sebaliknya, si peretas bisa jadi malah ngelunjak dengan meminta bayaran yang lebih besar.
ADVERTISEMENT