Donald Trump Disebut Abai dengan Aturan Keamanan Ponselnya

22 Mei 2018 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump (Foto: AFP/Saul Loeb)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump (Foto: AFP/Saul Loeb)
ADVERTISEMENT
Sebagai pemimpin negara adidaya, Donald Trump menerima pengamanan tingkat tinggi di segala aspek, termasuk ponsel pribadinya yang rawan menjadi target peretasan para hacker.
ADVERTISEMENT
Namun nyatanya, presiden Amerika serikat ke-45 itu dilaporkan mengabaikan protokol Gedung Putih untuk menjaga agar ponselnya tetap aman. Menurut laporan Politico, Trump setidaknya menggunakan dua ponsel: satu untuk panggilan telepon dan satu lagi untuk berselancar membaca berita di internet dan bermain Twitter.
Ponsel yang digunakan untuk panggilan telepon dilaporkan masih memiliki fitur kamera dan mikrofon yang terpasang, sehingga bisa menjadi target peretasan untuk mendapatkan data pribadi Trump dan negara. Kendati demikian, Trump sudah mematikan fitur GPS.
IIustrasi bermain smaratphone. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
IIustrasi bermain smaratphone. (Foto: Thinkstock)
Tidak jelas apakah kamera dan mikrofon masih ada di ponsel yang digunakan Trump untuk berkicau di Twitter. Seorang sumber yang menolak menyebutkan namanya mengatakan, Trump seharusnya menukar ponselnya setiap bulan namun itu ditolaknya karena dinilai 'terlalu tidak nyaman'.
ADVERTISEMENT
Sumber anonim lain juga mengkonfirmasi bahwa alasan ponsel tidak perlu ditukar secara teratur karena fitur keamanan telah diaktifkan di telepon dan akun Twitter. Hal itu dilaporkan sudah lima bulan sejak telepon terakhir diperiksa.
Detail seberapa sering Trump menukar ponselnya untuk telepon tidak dijelaskan secara rinci, namun sumber dalam laporan Politico mengatakan hal itu rutin dilakukan. Nomor telepon Trump sering berubah, dan ini mengindikasikan ponselnya pernah diganti atau setidaknya ia menggunakan beberapa ponsel.
Detail dalam laporan keamanan ponsel Donald Trump ini menjadi kekhawatiran tersendiri, mengingat Trump sangat aktif di media sosial Twitter. Bisa saja peretas mencoba mengirimkan tautan berbahaya ke akun Trump.
Sementara presiden AS sebelumnya, Barrack Obama, juga dilaporkan menyerahkan ponselnya untuk diperiksa setiap 30 hari. Upaya ini dilakukan untuk memeriksa apakah ada aktivitas atau gangguan yang mencurigakan di ponsel Obama.
ADVERTISEMENT