Elon Musk Bikin Cip AI Penghubung Otak Manusia dengan Komputer

19 Juli 2019 8:25 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk. Foto: Lucy Nicholson/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk. Foto: Lucy Nicholson/Reuters
ADVERTISEMENT
Sukses dengan bisnis mobil listrik Tesla dan perusahaan roket SpaceX, kini Elon Musk kembali hadir dengan gebrakan baru. Melalui startup miliknya yang bernama Neuralink, pria berjuluk Iron Man ini mau membawakan inovasi baru.
ADVERTISEMENT
Inovasi yang dimaksud adalah mengimplementasikan cip buatannya ke dalam otak manusia, dengan harapan ia dapat terhubung dengan komputer. Misinya ini, kata Musk, bakal direalisasikan pada 2020 mendatang.
Sesuai dengan namanya, perusahaan Neuralink difokuskan pada teknologi yang dapat menggabungkan sekaligus menghubungkan otak manusia dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Ide ini muncul untuk memberikan bantuan pada pasien yang lumpuh.
“Kami harap aspirasi ini bisa segera diterapkan kepada pasien sebelum akhir tahun depan,” kata Musk, seperti dikutip Business Insider.
Menyehatkan otak Foto: Thinkstock
Selain itu, Neuralink juga dimaksudkan untuk memberikan manusia kinerja yang unggul saat menghadapi era teknologi kecerdasan buatan yang ia anggap sebagai ancaman.
Dari segi desain, cip itu memiliki ukuran 4 mm x 4 mm yang dirancang untuk merangsang sel saraf di otak manusia agar bisa berkomunikasi dengan sel lain menggunakan menggunakan benang elektroda yang fleksibel dan tipis. Setiap benang elektroda akan dimasukkan menggunakan robot presisi.
ADVERTISEMENT
Proses penanaman benang tersebut diklaim jauh lebih mudah dan aman seperti operasi lasik mata.
“Ini bukan seperti operasi besar. Ini hampir mirip dengan tipe operasi seperti lasik mata,” ungkapnya.
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk. Foto: Joe Skipper/Reuters
Sistem itu juga dapat digunakan untuk mengobati masalah gangguan otak, seperti penyakit Alzheimer atau Parkinson, dan meningkatkan fungsi otak. Musk menjelaskan, pihaknya akan mendesain cip tersebut agar mampu menangkap sinyal dari otak manusia.
Chip tersebut juga memungkinkan komunikasi antara manusia dan mesin. Selain itu, perangkat Neuralink ini diklaim akan 1.000 kali lebih efektif daripada sistem stimulasi elektroda lainnya.
Meski begitu, ia menyadari bahwa upaya ini akan memiliki jalan yang panjang karena membutuhkan waktu untuk mendapatkan persetujuan dari Food and Drug Administration, selaku lembaga yang mengawasi peredaran produk kesehatan obat dan makanan di AS.
ADVERTISEMENT
Presiden Neuralink, Max Hodak mengatakan, sistem ini tidak membutuhkan sambungan kabel untuk bisa berfungsi. Teknologi ini juga disebutnya dapat bertahan hingga puluhan tahun.
Ilustrasi otak manusia. Foto: Shutterstock
Apa risiko pemasangan cip AI pada otak?
Meski perusahaan tampak percaya diri dengan teknologi besutannya itu, namun ada juga pakar yang meragukannya. Seorang ahli fisika pendiri Neurofeedback Neuroboost mengatakan, ada banyak risiko dari pemasangan cip di otak manusia.
Beberapa di antaranya ialah kerusakan otak, peradangan, dan gangguan jaringan parut.
Sementara Thomas Stieglitz dari Departemen Teknologi Mikro Biomedis di Universitas Freiburg, Jerman, menyebutkan, teknologi yang dimiliki Neuralink terlalu canggih untuk diterapkan saat ini.
“Saya pikir tujuan jangka panjang Neuralink tidak realistis atau setidaknya masih sangat meragukan untuk mengumbar rencana yang sedemikian rupa,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Tidak mungkin mengunggah pengetahuan di tempat lain lalu meletakkannya kembali ke otak. Meskipun ini mungkin bisa menjadi fiksi ilmiah yang hebat, pada kenyataannya itu hanya suatu hal yang belum pasti."