Facebook Jaga Akun Capres dan Parpol Indonesia Agar Tak Dibajak

21 Januari 2019 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Facebook mendukung Pemilu di Indonesia. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Facebook mendukung Pemilu di Indonesia. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia sedang bersiap menggelar pesta demokrasi lima tahunan pada tahun ini. Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dijadwalkan bakal digelar pada 17 April mendatang dengan dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yaitu Joko Widodo-Ma'ruf Amin serta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
ADVERTISEMENT
Raksasa media sosial Facebook menyambut baik gelaran pesta demokrasi tersebut di Indonesia. Mengingat kini media sosial sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia, Facebook berupaya untuk menjaga agar keamanan di platform-nya dari tangan-tangan jahil.
Selain menghapus akun-akun palsu dan mencegah penyebaran berita hoaks, Facebook juga berkomitmen untuk menjaga akun-akun calon presiden dan partai politik di Indonesia agar tidak dibajak oleh pihak tak bertanggung jawab.
Menjelang pemilu (pemilihan umum), Facebook akan memberikan pengingat untuk melakukan voting, yang akan muncul dalam bentuk ikon megaphone di bagian atas lini masa. Facebook juga mengaku akan meluncurkan sebuah situs integritas pemilu untuk para kandidat dan partai politik yang beralamat: https://facebookindonesiaelectionintegrityinitiative.com/
Ilustrasi Facebook. (Foto: Dado Ruvic/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Facebook. (Foto: Dado Ruvic/Reuters)
Untuk mencegah penyebaran informasi hoaks sendiri Facebook berjanji akan memainkan perannya lewat bekerja sama dengan mitra pemeriksa fakta pihak ketiga di Indonesia, yaitu Tirto, AFP, Liputan6, Kompas, Tempo, dan Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo).
ADVERTISEMENT
Jika tim pemeriksa fakta mengidentifikasi suatu berita sebagai hoaks, maka tim Facebook akan menekan distribusi atau penyebaran berita tersebut di News Feed atau Kabar Beranda, agar potensi keterbacaan konten tersebut diturunkan hingga 80 persen.
"Halaman dan domain yang kerap kali membagikan berita palsu juga akan dikurangi penyebaran beritanya, dan kemampuan mereka untuk monetize dan beriklan akan dihilangkan," kata Katie Harbath, Director Global Politic & Government Outreach Facebook, dalam jumpa pers yang digelar di Jakarta, Senin (21/1).
Director Global Politic & Government Outreach Facebook, Katie Harbath (kedua dari kiri), Anggota Bawaslu, Fritz Siregar (tengah), dan VP Public Policy & Communications WhatsApp, Victoria Grand (kedua dari kanan). (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Director Global Politic & Government Outreach Facebook, Katie Harbath (kedua dari kiri), Anggota Bawaslu, Fritz Siregar (tengah), dan VP Public Policy & Communications WhatsApp, Victoria Grand (kedua dari kanan). (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
Selanjutnya, jika ada pengguna yang mencoba membagikan atau telah membagikan berita yang dikategorikan sebagai hoaks, maka orang tersebut akan mendapatkan notifikasi peringatan dari Facebook. Mereka berjanji tidak akan memberikan izin kepada halaman yang menyebarkan berita hoaks.
ADVERTISEMENT
Akun palsu juga menjadi salah satu masalah besar di Facebook. Untuk itu, platform jejaring sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg itu berkomitmen untuk memerangi akun palsu. Sejauh ini, Facebook mengklaim telah menghapus sekitar 753,7 juta akun palsu secara global, yang 97 persen di antaranya terdeteksi oleh Facebook sebelum dilaporkan pengguna.