Facebook Punya Cara Baru Berantas Konten Hoax dan Clickbait

1 Juli 2017 16:51 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Facebook (Foto: Reuters/Shailesh Andrade)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Facebook (Foto: Reuters/Shailesh Andrade)
ADVERTISEMENT
Facebook memiliki cara baru untuk mengidentifikasi konten bermasalah berisi spam, berita palsu (hoax), dan konten jebakan (clickbait), yang diikuti dengan langkah mengubah algoritma News Feed untuk mengurangi jangkauan konten bermasalah itu dari tampilan News Feed. Facebook telah melakukan penelitian dan menemukan ada sekelompok kecil pengguna yang terlalu sering posting tautan, atau secara rutin mempublikasi konten dalam jumlah besar, dan ini dinilai telah menyebar spam ke News Feed pengguna lain. Wakil presiden Facebook yang mengurusi News Feed, Adam Mosseri, menulis di blog resmi perusahaan, bahwa konten atau tautan yang dibagikan oleh pengguna semacam ini cenderung berkualitas rendah seperti sensasionalisme, clickbait, dan berita bohong. Facebook akan mengidentifikasi pengguna semacam ini, dan mengurangi distribusi tautan yang dibagikannya di jejaring sosial.
ADVERTISEMENT
Itu berarti, konten atau tautan yang dibagikan oleh pengguna yang seperti ini, bakal dibatasi jangkauannya untuk mencapai pengguna yang lebih luas. Langkah ini dilakukan Facebook untuk memperbaiki News Feed dan menampilkan lebih banyak konten/cerita yang informatif atau menghibur. Pembaruan algoritma ini dikatakan Mosseri hanya berlaku untuk tautan (link) atau artikel individual, bukan ke domain, Halaman (Pages), video, foto, check-in, atau update status. Sebagian besar penerbit dijanjikan juga tidak akan merasakan perubahan yang signifikan terhadap distribusi konten atau tautannya di News Feed. Kepada Recode, Mosseri menjelaskan bahwa pihaknya tidak melihat lagi konten dari link yang dibagikan oleh pengguna super aktif ini. Mereka yakin korelasi antara pengguna yang terlalu sering unggah dengan konten spam cukup kuat, sehingga Facebook merasa tidak perlu lagi melakukan pengecekan konten dari link. "Ini adalah salah satu sinyal terkuat yang pernah kami temukan untuk mengidentifikasi berbagai konten bermasalah," kata Mosseri, dikutip Recode.
ADVERTISEMENT
Pembaruan algoritma ini merupakan salah satu dari banyak perubahan yang telah dilakukan Facebook, dalam enam bulan terakhir untuk menekan peredaran konten berita palsu di News Feed, karena jejaring sosial terbesar ini disalahkan atas banyaknya berita palsu yang ramai beredar belakangan ini. Perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg ini, selalu menekankan bahwa meredam peredaran berita palsu telah menjadi prioritas mereka, tetapi sejauh ini belum ada langkah berani yang dilakukan oleh Facebook. Saat ini, portal berita yang memiliki kredibilitas, maupun situs yang dengan sengaja memproduksi berita hoax, mengandalkan Facebook untuk distribusi konten. Facebook benar-benar harus membatasi praktik baru ini kepada akun atau halaman yang memiliki reputasi baik, agar kebijakan baru tidak mempengaruhi penerbit atau portal berita yang kontennya dijamin akurat.
ADVERTISEMENT