Facebook Terapkan Fact-Checker untuk Lawan Hoaks, Begini Cara Kerjanya

2 April 2018 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Facebook (Foto: AFP PHOTO / Luis Acosta)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Facebook (Foto: AFP PHOTO / Luis Acosta)
ADVERTISEMENT
Sebagai media sosial yang paling berpengaruh dalam pemberian informasi terhadap masyarakat, Facebook masih terus berusaha menekan angka berita palsu untuk menjaga kepercayaan penggunanya.
ADVERTISEMENT
Segenap inisiatif literasi digital telah mereka ajukan. Sadar perusahaan tidak mampu melakukannya sendiri, kali ini Facebook bermitra dengan pihak ketiga sebagai pemeriksa fakta alias Fact-Checker di Indonesia. Lalu bagaimana cara Fact-Checker bekerja?
Setiap berita yang masuk akan diidentifikasi oleh Facebook. Jika berita tersebut mengandung berita palsu baik setelah diidentifikasi oleh machine learning atau berdasarkan laporan pengguna, maka berita tersebut kemudian akan dilanjutkan ke Fact-Checker untuk ditinjau keakuratannya.
Kemudian berita palsu tersebut nantinya akan diberikan label yang menunjukkan informasi tersebut tidak benar. Fact-Checker juga akan memberikan tautan artikel terkait dengan fakta yang sebenarnya.
Jika terbukti palsu, Facebook akan segera menempatkan berita palsu tersebut pada peringkat yang paling rendah di News Feed. Apabila laman tersebut masih terus menyebarkan berita palsu, maka Facebook akan mengambil tindakan seperti penurunan distribusi dan menghilangkan kemampuan untuk memonetisasi laman Facebook-nya.
ADVERTISEMENT
"Bentuknya itu konten yang ditandai sebagai berita palsu, kontribusinya kami turunkan terlebih dahulu. Kalau orang tetap melihat artikel tersebut, nanti akan terlihat kalau artikel ini sudah ditandai (sebagai berita palsu) oleh Fact-Checker," papar Alice Budisatrijo, News Partnership Lead Facebook Indonesia, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (2/4).
Kantor Facebook. (Foto: AFP/Daniel Leal-Olivas)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Facebook. (Foto: AFP/Daniel Leal-Olivas)
Pemeriksa fakta ini adalah upaya pertama yang dilakukan oleh Facebook di Asia Pasifik dengan memilih pemeriksa fakta yang telah memiliki sertifikasi International Fact-Checking Network (IFCN) yang dikeluarkan oleh Poynter Institute. Di Indonesia, pihak yang dipercaya adalah Tirto.id.
"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mengurangi penyebaran berita palsu, untuk itu kami bekerja sama dengan mitra yang sudah bersertifikasi internasional," tambah Alice.
Alice mengatakan akan ada media-media lain yang bakal Facebook ajak sebagai mitra Fact-Checker, dengan catatan sudah mendapatkan sertifikasi dari IFCN.
ADVERTISEMENT
"Yang bisa menjadi mitra kami adalah (media) yang punya sertifikasi dari IFCN. (Saat ini) Beberapa media lain sedang ada yang dalam proses," jelas Alice.