FBI dkk Larang Warga AS Pakai Ponsel Huawei dan ZTE, Apa Alasannya?

15 Februari 2018 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan teknologi Huawei. (Foto: Philippe Wojazer/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan teknologi Huawei. (Foto: Philippe Wojazer/Reuters)
ADVERTISEMENT
Enam kepala badan intelijen di AS menyarankan warga negara AS untuk tidak menggunakan produk dan layanan yang dibuat oleh perusahaan teknologi Huawei dan ZTE. Badan intelijen yang merekomendasi ini terdiri dari CIA, FBI, NSA, dan direktur intelijen nasional lainnya.
ADVERTISEMENT
Dilansir CNBC, pendapat tersebut disampaikan dalam sidang Senate Intelligence Committe yang berlangsung pada Selasa (13/2) waktu setempat. Di sana para pemimpin intelijen mengekspresikan ketidakpercayaannya terhadap dua perusahaan asal China itu.
"Kami sangat prihatin dengan risiko yang mengizinkan setiap perusahaan atau entitas terikat pada pemerintah asing yang tidak sepaham dengan nilai-nilai kita memiliki posisi berkuasa di dalam jaringan telekomunikasi kita," ucap direktur FBI, Chris Wray, seperti dikutip CNBC.
Wray menambahkan, teknologi kedua perusahaan itu bisa memberikan kapasitas untuk menekan atau kontrol atas infrastruktur telekomunikasi AS. Keduanya juga dikhawatirkan menyediakan kemampuan untuk memodifikasi atau mencuri informasi, termasuk menyediakan kapasitas untuk melakukan spionase yang tak terdeteksi.
Larangan menggunakan ponsel Huawei ini bukan hal baru. Pihak intelijen AS sudah lama mewaspadai Huawei karena perusahaan itu didirikan oleh seorang mantan teknisi di Tentara Pembebasan Rakyat China, dan oleh politisi AS disebut sebagai 'tangan kanan pemerintah China'.
Ponsel Huawei Nova 2i. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ponsel Huawei Nova 2i. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
Huawei sendiri sudah memberikan tanggapan terkait larangan itu. Juru bicara Huawei mengatakan rekomendasi tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah AS untuk mempersulit bisnis mereka di sana.
ADVERTISEMENT
"Huawei dipercaya oleh pemerintah dan pelanggan di 170 negara di seluruh dunia dan tidak memiliki risiko keamanan siber yang lebih besar daripada vendor ICT manapun," kata Huawei.
CEO Huawei, Richard Yu, perkenalkan cip Kirin 970. (Foto: Huawei)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Huawei, Richard Yu, perkenalkan cip Kirin 970. (Foto: Huawei)
Walau menduduki peringkat ketiga dalam daftar smartphone terlaris di dunia di kuartal terakhir 2017 versi lembaga riset IDC, Huawei sampai saat ini masih kesulitan menembus pasar AS.
Huawei pernah berencana meluncurkan ponsel flagship terbarunya, Mate 10 Pro, ke pasar AS melalui mitra telekomunikasi AT&T pada Januari 2018. Namun itu tak jadi dilakukan karena pihak seluler membatalkan kesepakatan di menit terakhir.
Pembatalan tersebut, yang digosipkan terkait tekanan politik, membuat marah CEO Huawei Richard Yu. Di pameran Consumer Electronics Show 2018, Yu berkata langkah itu sebagai kerugian besar untuk perusahaan dan kerugian yang lebih besar lagi bagi pelanggannya.
ADVERTISEMENT