FIFA 19 vs PES 2019, Mana yang Lebih Baik?

5 Oktober 2018 8:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PES 2019 (Foto: Konami)
zoom-in-whitePerbesar
PES 2019 (Foto: Konami)
ADVERTISEMENT
FIFA 19 dan Pro Evolution Soccer (PES) 2019 merupakan dua game sepak bola terbaik saat ini. Keduanya memiliki ciri khas masing-masing yang menawan dan memiliki penggemar masing-masing.
ADVERTISEMENT
PES 2019 hadir terlebih dahulu pada Agustus lalu, sementara FIFA 19 baru saja diluncurkan pada 26 September.
Meski sama-sama game sepak bola, tetapi kedua game ini memang memiliki perbedaan yang cukup signifikan. PES 2019, yang dikembangkan Konami, memiliki basis penggemar cukup besar karena telah menjadi favorit sejak lama, sementara FIFA 19, yang dikembangkan EA, mendominasi lisensi-lisensi klub, pemain, hingga Liga Champions Eropa.
Nah, apa saja ya perbedaan kedua game ini? Manakah yang lebih baik? Simak pemaparannya berikut ini.
Cristiano Ronaldo di game 'FIFA 19'. (Foto: EA Sports FIFA)
zoom-in-whitePerbesar
Cristiano Ronaldo di game 'FIFA 19'. (Foto: EA Sports FIFA)
Gameplay
Unsur penting dalam sebuah game sepak bola adalah gameplay alias cara bermainnya. Percuma jika ada banyak mode permainan, lisensi, atau visual yang ciamik, jika tidak dibarengi dengan gameplay yang nyaman dimainkan.
ADVERTISEMENT
Baik FIFA 19 maupun PES 2019 menawarkan gameplay yang enak dimainkan, tapi tentunya dengan 'rasa' yang berbeda. PES 2019 tidak banyak melakukan perubahan dari sisi gameplay dibandingkan seri terdahulunya.
Permainan di PES 2019 terasa lebih cepat temponya dan sedikit perubahannya adalah bagaimana Konami membuat game ini agar terasa lebih realistis.
Di PES 2019, kini sentuhan pertama ketika menerima bola jadi lebih natural dengan sejumlah animasi baru dan tambahan ini membuat gerakan jadi lebih dinamis. FIFA 19 juga meningkatkan fitur sentuhan pertamanya yang disebut 'Active Touch System'. Dengan menggerakkan analog joystick sebelah kiri ketika menerima bola, maka kamu bisa langsung bergerak cepat untuk memulai serangan ke pertahanan lawan.
Passing alias mengoper bola terasa mulus di kedua game ini. Tapi, PES 2019 lebih berfokus pada proses membangun serangan. Sementara FIFA lebih mengarahkan pemain ke posisi-posisi yang sudah jelas.
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa umpan lambung jarak jauh di PES 2019 lebih terasa efektif ketimbang FIFA 19, yang mudah dihalau dengan pemain lawan karena pemain yang dituju tidak bergerak luwes ke depan.
Selain itu, beda gameplay dari kedua game ini adalah bagaimana ada sejumlah kombinasi tombol alias combo yang harus dipencet ketika ingin melakukan sebuah trik, misalnya mengirim umpan melengkung, juga operan one-two. Sementara di PES 2019 tidak seperti itu.
Mungkin bermain PES 2019 terasa lebih menyenangkan, tapi FIFA 19 menawarkan gameplay yang lebih realistis.
FIFA 19 (Foto: EA Sports)
zoom-in-whitePerbesar
FIFA 19 (Foto: EA Sports)
Kualitas grafik
PES 2019 kembali menggunakan FOX Engine untuk menggarap kualitas visual dalam game. Seperti gameplay, PES 2019 juga hanya mengalami peningkatan kecil untuk kualitas visualnya.
Tidak bisa dipungkiri, minimnya lisensi resmi klub dan pemain di PES 2019 menjadi kekurangan besar yang sangat terasa. Ini terlihat dari penampilan fisik para pemain, di mana pemain yang sudah mendapatkan lisensi tampil lebih mirip dengan aslinya ketimbang yang tidak ada lisensi.
ADVERTISEMENT
Meski memiliki lisensi yang lebih banyak dan lengkap, bukan berarti FIFA 19 menjanjikan tampilan fisik pemainnya semua mirip dengan kenyataan. Ternyata ada banyak juga pemain yang terlebih sama sekali tidak mirip dengan aslinya.
Walau begitu, FIFA 19 unggul di sisi grafik karena dapat mempresentasikan ekspresi wajah yang lebih baik ketimbang PES 2019.
Juventus di game 'FIFA 19'. (Foto: EA Sports FIFA/Twitter)
zoom-in-whitePerbesar
Juventus di game 'FIFA 19'. (Foto: EA Sports FIFA/Twitter)
Mode permainan
Seri PES mungkin selalu memiliki penggemar setia dari tahun ke tahun, tapi sayangnya Konami jarang melakukan inovasi di area lain sehingga game PES ya hanya sebatas game sepak bola biasa.
Mode Master League tetap menjadi salah satu favorit para pemainnya, tapi sistem transfernya terasa tidak sesuai dengan kenyataan. Untuk menandingi FIFA Ultimate Team di FIFA 19, Konami terus melakukan peningkatan untuk mode MyClub.
ADVERTISEMENT
Mulai tahun ini, lisensi Liga Champions Eropa telah berpindah dari seri PES ke seri FIFA. Ini menjadi kehilangan besar bagi PES 2019 dan untuk menutupnya Konami menambah lisensi liganya mulai Skotlandia, Jerman, dan Belanda, dengan beberapa klub besar terpilih yakni Liverpool, Arsenal, dan Barcelona.
Dan satu lagi kekurangan PES 2019 adalah tidak adanya lisensi Liga Inggris, sehingga klub-klub di liga sepak bola paling prestisius ini memiliki nama palsu dalam game tersebut.
Sebaliknya, FIFA 19 sangat diuntungkan setelah mendapatkan lisensi Liga Champions. Hal ini membuat FIFA 19 jadi lebih lengkap, apalagi dengan adanya sejumlah mode permainan baru baru yang lucu dan menyenangkan.
Kamu bisa mengatur pemberian skor dalam suatu pertandingan, misalnya gol hanya bisa dicetak menggunakan kepala atau tendangan volley.
ADVERTISEMENT
Sementara itu untuk mode Career di FIFA 19 tidak ada perubaham berarti dibandingkan seri sebelumnya. Dan satu mode menarik lain di FIFA 19 adalah 'The Journey: Champions' yang akan melanjutkan kisah Alex Hunter menjadi bintang sepak bola.
Tentu saja kami tidak lupa dengan mode Ultimate Team. Mode ini masih sangat populer dan adiktif bagi para pemain, meski hanya mengalami pembaruan sedikit, seperti ada penyesuaian dengan update Liga Champions.
PES 2019 (Foto: Konami)
zoom-in-whitePerbesar
PES 2019 (Foto: Konami)
Kesimpulan
Baik FIFA 19 maupun PES 2019 hanya melakukan sedikit perubahan dalam game. Meski begitu, FIFA 19 sedikit lebih unggul berkat gameplay yang lebih realistis, lisensi, dan beragamnya mode permainan baru.
Tapi, mungkin saja kamu punya pendapat berbeda tentang perbandingan dari kedua game sepak bola favorit ini. Apabila kamu punya pendapat sendiri, silakan disampaikan di kolom komentar di bawah ini ya.
ADVERTISEMENT