Gairah dan Potensi Startup Surabaya yang Sedang Bangkit

10 Desember 2018 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembukaan Surabaya Startup Nations Summit 2018. (Foto: Humas Pemkot Surabaya)
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan Surabaya Startup Nations Summit 2018. (Foto: Humas Pemkot Surabaya)
ADVERTISEMENT
Surabaya menjadi tuan rumah ajang tahunan pertemuan jaringan startup di berbagai negara, Startup Nations Summit (SNS) 2018 pada 16-17 November lalu. Acara ini menjadi wadah bertemunya para pelaku startup dan untuk memberikan inspirasi dalam mengembangkan inovasi-inovasi anyar.
ADVERTISEMENT
Dalam SNS, ratusan pelaku startup berpengalaman berkolaborasi dengan para pemula untuk menularkan ilmu dan pengalaman mereka. Diharapkan, para pelaku startup pemula di Surabaya bisa mendapat dorongan dan inspirasi untuk memaksimalkan inovasi yang dikembangkan.
Ini dikarenakan ada peluang besar bagi para pelaku startup pemula ini untuk bisa menyusul berbagai startup lain yang telah berkontribusi di masyarakat.
"Mereka (para pelaku startup di Surabaya) menunjukkan ruang dan peluang bagaimana usaha rintisan atau startup berkembang di Surabaya. Ibarat kita lemas terus dibikin gairah lagi," ujar Agus Wahyudi, salah seorang partisipan sekaligus pelaku startup Surabaya.
Agus yang tengah mengelola startup yang bergerak di bidang pariwisata situs kuno, berjudul Histovela, menyatakan banyak ilmu berharga yang berhasil didapat dari acara ini. Banyak 'pencerahan' yang ia dapat soal modal penting dalam mengembangkan sebuah startup. Salah satunya yakni menikmati proses jatuh bangunnya karena prosesnya tidak akan instan.
Suasana Surabaya Startup Nations Summit 2018. (Foto: Humas Pemkot Surabaya)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Surabaya Startup Nations Summit 2018. (Foto: Humas Pemkot Surabaya)
Dia terinspirasi dengan proses yang dialami beberapa founder startup sukses dalam menghadapi berbagai lika-liku hambatan yang menghalanginya. Para pembicara di acara ini membagikan cerita mereka saat menghadapi kesulitan dan terus bertahan, salah satunya pendiri dan CEO Bukalapak, Achmad Zaky.
ADVERTISEMENT
"Kita harus berani menjalankan prosesnya selama menjalani startup. Proses yang diceritakan itu menarik. Jadi siap enggak kita? Mereka mengalami kesulitan. Achmad Zaky (CEO Bukalapak) sampai jualan Mie Ayam," ujar Agus, yang juga pelaku startup portal media ini.
Menurut Agus, para pelaku startup Surabaya telah memiliki ekosistem yang komplet dan mendukung. Hal itu dibuktikan dengan adanya Coworking Space Siola yang menjadi satu-satunya Coworking pelat merah di Indonesia alias dibangun oleh pemerintah. Agus mengatakan ratusan pemuda berkutat di sana untuk mengulik rupiah bahkan dolar.
"Banyak anak-anak daerah kaget. Ada fasilitas gratis, dengan kapasitas internet cukup tinggi. Ini tentu merangsang anak muda untuk berada di ekosistem itu," tambah Agus.
Namun, lanjut Agus, di tengah banyaknya startup yang mulai berlari, SNS belum memberikan dukungan networking atau jaringan bisnis yang kuat. Startup pemula dianggap perlu mendapat dukungan networking alias membangun jaringan, sehingga tak hanya kuantitas, tapi kualitas ekosistem startup juga bisa bagus.
ADVERTISEMENT
"Network ini membantu bagaimana memasarkan startup, menjadikannya ikonik dan mendatangkan banyak investasi atau marketable," tegasnya.
Kepala BEKRAF Triawan Munaf dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Startup Nations Summit 2018. (Foto: Humas Pemkot Surabaya)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BEKRAF Triawan Munaf dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Startup Nations Summit 2018. (Foto: Humas Pemkot Surabaya)
Senada dengan Agus, David Boy Tonara, Head of Incubator Universitas Ciputra menambahkan, SNS berhasil membangunkan generasi muda yang melek teknologi untuk mencoba peluang manis dalam menggarap startup.
"Acara ini lebih pada awareness untuk anak-anak muda. Hei! Ini lho ada startup. Baru pengenalan. Sebenarnya perlu lebih dari itu," ujar Boy, kepada kumparan.
Investasi menjadi salah satu faktor penting
Menurut Boy, SNS selanjutnya diharapkan bisa dikemas agar lebih efektif lagi dalam melahirkan startup yang berkualitas yang siap meraup investasi tinggi dari para investor lokal atau luar negeri.
"Yang kita harap dan juga perlukan ialah networking, mentor dan investor. Hal itu yang kita belum. Belum ada action item yang jelas. SNS ke depan harus ke sana arahnya," tutur anggota Komunitas Indonesia Startup Forum (IDSF) ini.
ADVERTISEMENT
Boy juga mengamini bahwa ekosistem startup Surabaya saat ini sudah siap untuk berkembang menjadi lebih besar lagi.
"Ekosistem sudah siap, akademisi, teknologi siap, inkubator siap, tapi kan ada bagian dari ekosistem yang belum, investor," tukas Boy.
Selain itu, Boy berharap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga memberikan beasiswa khusus bagi anak muda yang memiliki talenta teknologi. Seperti di kota-kota lain, Boy menyebut Surabaya juga masih kekurangan talenta teknologi yang mumpuni.
"Ada Harvard dan Frankfurt yang menjadi semacam kawah candradimuka-nya talent teknologi dunia. Lebih baik banyak beasiswa dari Surabaya bisa belajar khusus teknologi ke tempat tersebut," ungkap Boy.