Game Bisa Bantu Anak Autis untuk Mencari Teman

6 Agustus 2018 10:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Main Game (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Main Game (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Seorang peneliti di bidang disabilitas dan teknologi percaya bahwa game bagus untuk anak-anak autisme. Hal ini dikarenakan game bisa menghilangkan bagian interaksi sosial yang menyakitkan dan menantang bagi mereka penyandang autistik.
ADVERTISEMENT
Dr Kathryn Ringland berkata, Ia menambahkan, game menyediakan tampilan antarmuka yang sederhana dan mudah dimengerti bagi mereka yang memiliki autisme.
Dengan begitu, game bisa membantu anak-anak autisme untuk mempelajari perilaku sosial dalam lingkungan yang aman dan ramah, yang sulit mereka dapatkan di kehidupan nyata.
"Mereka tidak perlu khawatir tentang hal-hal yang mungkin menantang di dunia fisik seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata," ucap Ringland seperti dikutip ABC. "Hal-hal itu bisa sulit ditafsirkan dan bahkan menyakitkan bagi orang autisme."
Ilustrasi autisme pada anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi autisme pada anak. (Foto: Thinkstock)
Pandangan serupa juga disampaikan Christopher Bond, mantan gamer profesional asal Riverland, Australia. Bond mengatakan game bisa memberikan ruang yang tak menakutkan bagi orang autisme untuk berinteraksi.
"Anda dapat berbicara tanpa perlu membaca isyarat sosial yang biasa Anda lakukan, yang berarti bahwa orang lebih banyak mengartikulasikan dengan suara mereka daripada mengandalkan isyarat wajah atau sosial," kata Bond.
ADVERTISEMENT
Game jadi jembatan orang autisme untuk berteman dengan orang lain
Thomas Kuzma, salah satu penyandang autistik asal Australia, mengaku menggunakan keahliannya dalam game untuk berteman di sekolah. Satu contoh ia praktekkan dengan game Pokemon.
"Ambil contoh Pokemon. Saya sayangnya tak diizinkan memiliki Gameboy tapi saya bisa berbagi pengalaman dengan yang lain karena saya tahu semua Pokemon yang ada di sana," aku Kuzma seperti dikutip ABC.
"Sebagai orang autisme, saya memiliki pengetahuan ensiklopedia tentang apa yang bisa dilakukan Pokemon, serta kelemahan dan keterampilan mereka."
com-Main Game Mobile 2 (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Main Game Mobile 2 (Foto: Thinkstock)
Profesor Deb Keen dari Autism Centre of Excellence di Griffith University mengatakan, ada sebuah penelitian tentang permainan digital yang universal, seperti Minecraft, menjembatani kesenjangan awal dalam sosialiasi untuk anak-anak dengan autisme di sekolah.
ADVERTISEMENT
Keen berpendapat bahwa game dan media digital lainnya menunjukkan anak-anak austime dengan anak-anak lain bisa menimbulkan minat yang sama, yang artinya dapat memicu interaksi.
Meski begitu, penggunaan game oleh anak-anak autisme perlu dipantau, mengingat ada beberapa konten yang perlu dimoderasi oleh para orang tua.
"Seperti halnya aktivitas yang menyenangkan, mereka (game) harus dimainkan secara moderat. Orang tua harus memperhatikan hal ini dengan kegiatan apapun yang diminati anak mereka," kata Keen.