Go-Jek Nyaris Untung di Semua Segmen, Kecuali Transportasi

18 Agustus 2018 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor pusat Gojek. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor pusat Gojek. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu perusahaan unicorn asal Indonesia, Go-Jek, dilaporkan telah sangat dekat untuk mendapat profit atau keuntungan di setiap segmen bisnis yang dijalaninya. Namun demikian, CEO sekaligus pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim, mengaku bahwa dalam bidang transportasi, Go-Jek masih jauh dari profit.
ADVERTISEMENT
"Kami melihat adanya daya tarik besar, baik online maupun offline, bagi semua bisnis kami dan juga bahwa kami semakin dekat untuk mendapatkan profit dari semua bisnis kecuali transportasi," ujar Nadiem sebagaimana dikutip dari Reuters.
Nadiem menambahkan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, Go-Jek memiliki kemungkinan untuk benar-benar menjadi perusahaan yang menghasilkan profit.
Go-Jek sendiri merupakan "penguasa" di bidang transportasi dan pengiriman online di Indonesia. Tiap bulannya perusahaan tersebut memproses lebih dari 100 juta transaksi bagi sekitar 20-25 juta pengguna layanan bulanannya. Go-Jek sekarang juga telah mulai melebarkan sayapnya ke negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Vietnam dan rencananya nanti hingga ke Filipina.
Menurut laporan Google-Temasek, Go-Jek diperkirakan akan mengalami peningkatan nilai dari 5,1 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 73 triliun di 2017, menjadi sekitar 20,1 dolar AS atau sekitar Rp 289 triliun pada 2025.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Go-Jek mengatakan mereka telah menyiapkan investasi sebesar 500 juta dolar AS atau sekitar Rp 7 miliar untuk memasuki pasar Vietnam, Singapura, Thailand, dan Filipina. Hal tersebut dipaparkan pada Mei 2018, setelah Uber di Asia Tenggara diambil alih oleh Grab.
Nadiem mengatakan bahwa rencana agresif ini membuat Go-Jek mendapat dukungan dana yang kuat dari para pemodalnya. "Sejak peluncurannya pada 1 Agustus (di Vietnam), aplikasi kami telah berhasil merebut 15 persen pasar di Ho Chi Minh," kata Nadiem.
Dilaporkan bahwa pada pekan ini Go-Jek telah mulai membuka rekrutmen bagi mitra pengemudi motor di Thailand. Go-Jek berharap kekhawatiran atas munculnya monopoli setelah Uber dan Grab bersatu justru bisa membantu mereka memperlebar sayapnya.
ADVERTISEMENT
"Kami membawa kembali pilihan bagi pelanggan. Pemerintah Singapura sendiri terlihat sangat tertarik untuk membawa kembali kompetisi pada bidang ini," kata Nadiem.
Pendiri sekaligus CEO Go-Jek, Nadiem Makarim. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri sekaligus CEO Go-Jek, Nadiem Makarim. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
Dorongan ke luar Indonesia
Dorongan yang membuat Go-Jek untuk mulai melebarkan sayapnya ke luar Indonesia ternyata berasal dari Grab. Hal itu terjadi ketika Grab mengucurkan dana untuk memperkuat posisinya di Indonesia dan mulai mengubah dirinya sebagai perusahaan teknologi konsumen, yang diawali Grab melalui kerja sama dengan HappyFresh, perusahaan grosir daring.
"Meniru strategi Go-Jek adalah suatu pujian yang sangat tinggi bagi kami," kata Nadiem.
Nadiem mengatakan bahwa kemampuan Go-Jek untuk memahami para penjual makanan akan memberikan kemampuan untuk lebih unggul daripada Grab. Ia juga mengatakan bahwa layanan pengantaran makanan adalah bisnis inti bagi Go-Jek.
Layanan delivery makanan dari Go-Food. (Foto: Go-Jek)
zoom-in-whitePerbesar
Layanan delivery makanan dari Go-Food. (Foto: Go-Jek)
Sebelumnya pada Juni 2018, Go-Jek dilaporkan sedang membicarakan soal suntikan dana tambahan sekitar 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 21 triliun pada perusahaan mereka yang sebelumnya bernilai 5,1 miliar dolar AS sebagaimana yang telah disebut di atas.
ADVERTISEMENT
Pada Maret 2018, Go-Jek juga telah mengatakan bahwa mereka berencana melakukan IPO (Initial Public Offering) atau menjual saham mereka di pasar modal Indonesia.
Selain itu semua, Nadiem juga menjelaskan bahwa Go-Jek banyak didukung oleh pemodalnya, baik secara finansial maupun bidang keahlian. Ia menjelaskan bahwa Go-Jek berkolaborasi dengan Alphabet Inc Google untuk mengembangkan platform, Tencent dalam mengembangkan strategi pembayaran, JD.com di bidang operasi logistik, dan Meituan Dianping untuk hal transaksi penjual serta pengantaran.
Di samping itu semua, Go-Jek juga telah mengembangkan Go-Ventures, bagian yang akan melakukan investasi terhadap perusahaan-perusahaan startup di Asia Tenggara.