Go-Jek Tanggapi Demo Tarif Murah Ojek: Kami Hindari Predatory Pricing

27 Maret 2018 20:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi demo Ojek Online di Monas (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi demo Ojek Online di Monas (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan penyedia layanan transportasi online Go-Jek angkat bicara menanggapi demonstrasi mitra pengemudi ojek online, termasuk para pengemudi Go-Jek, yang berkumpul di Istana Kepresidenan, Jakarta, dan sejumlah perwakilannya berhasil menemui Presiden Joko Widodo pada Selasa (27/3).
ADVERTISEMENT
Go-Jek menyampaikan mereka menghormati aspirasi para mitra pengemudi yang telah disampaikan ke pemerintah, dan sebagai operator, Go-Jek punya semangat untuk meningkatkan kesejahteraan para mitra.
Di sisi lain, perusahaan yang dipimpin Nadiem Makarim ini juga harus mendengarkan kepentingan para konsumen sebagai pengguna jasa agar Go-Jek tetap bisa memberi manfaat maksimal.
Dengan begini, Go-Jek mengklaim mereka akan menjunjung tinggi persaingan usaha yang sehat serta menghindari predatory pricing, atau sebuah strategi menjual produk dengan harga yang sangat rendah.
Selama ini Go-Jek, begitu juga Grab, terbilang belum menghasilkan laba bersih dari kegiatan bisnis mereka. Perusahaan ini merugi karena harus memberikan bonus dan insentif bagi mitra pengemudi sebagai bentuk apresiasi kinerja, serta memberikan subsidi kepada para pengguna.
ADVERTISEMENT
Go-Jek dan Grab masih mengandalkan suntikan dana dari para investor untuk menjalankan bisnisnya dan oleh karenanya keduanya terus membuka tahap investasi baru demi menyambung hidup.
Sekarang keduanya secara perlahan telah mengubah pola meraih pendapatan dari berbagai layanan agar mereka bisa mencetak laba pula secara perlahan. Pertarungan di antara keduanya pun diprediksi bakal makin panas, setelah Grab mengakuisisi bisnis operasional Uber di Asia Tenggara.
Pengemudi ojek online Uber dan Grab di Jakarta. (Foto: REUTERS/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Pengemudi ojek online Uber dan Grab di Jakarta. (Foto: REUTERS/Beawiharta)
Dalam demonstrasi kali ini, massa mitra pengemudi ojek online mengeluhkan tarif yang sangat rendah lalu meminta agar pemerintah dan operator menaikkan tarif yang dinilai ideal adalah Rp 3.500 sampai Rp 4.000 per kilometer, dari Rp 1.500 per kilometer.
Presiden Joko Widodo setelah menemui empar orang perwakilan pengemudi ojek online, memerintahkan Kementerian Perhubungan serta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menentukan tarif batas bawah dan batas atas, yang pada intinya dicari jalan tengah untuk para mitra ini.
Aksi unjuk rasa ojek online di Monas. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi unjuk rasa ojek online di Monas. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Tuntutan lain dari aksi demonstrasi ini adalah permintaan dari para ojek online agar mereka diakui sebagai layanan transportasi yang sah. Itu dikarenakan, untuk taksi online sendiri sudah ada aturannya yang tertera pada Peraturan Menteri Perhubungan No. 108 Tahun 2017.
ADVERTISEMENT
Pesaing terbesar Go-Jek di Indonesia, yaitu Grab, berkata pihaknya selalu membuka komunikasi dua arah kepada para mitra pengemudi dan juga siap untuk berdiskusi dengan pemerintah guna menyelesaikan masalah ini.
Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia, berkata pihaknya menghargai kerja keras para mitra pengemudi dan berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan para mitra pengemudinya.