Google Habiskan Rp 358 Miliar untuk Tangkal Hoaks di YouTube

11 Juli 2018 15:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan teknologi Google. (Foto: Charles Platiau/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan teknologi Google. (Foto: Charles Platiau/Reuters)
ADVERTISEMENT
Sebagai platform mesin pencari, Google harus berusaha keras dalam menangkal berita palsu alias hoaks yang persebarannya sulit dikendalikan. Tak hanya pada layanan pencariannya, Google juga ingin menumpas hoaks yang beredar di platform streaming video miliknya, YouTube.
ADVERTISEMENT
Upaya yang dilakukan Google adalah dengan mengucurkan dana sebesar 25 juta dolar AS atau setara Rp 358 miliar untuk pembaruan fitur dan meningkatkan kredibilitas YouTube.
Selain itu, YouTube juga menjalin kerja sama dengan sejumlah media seperti Vox dan India Today untuk mendorong penggunaan platform yang lebih baik.
Dengan dana besar itu, YouTube ingin mendanai outlet berita lain untuk membuat konten video yang terus berkelanjutan dan memperluas dukungan untuk penerbit berita.
Platform streaming video tersebut tidak lupa soal literasi digital yang masih harus didorong untuk masyarakat.
YouTube menekankan pentingnya literasi digital untuk membantu para generasi muda agar berpikir lebih kritis dengan video yang mereka tonton. Literasi digital ini akan dibantu oleh Stanford University dan Poynter Institute.
ADVERTISEMENT
Selain memunculkan bahasan terkait di samping berita yang sedang berkembang, YouTube di Amerika Serikat juga akan lebih menonjolkan berita-berita lokal dari media terpercaya.
Seorang anak sedang membuka YouTube. (Foto: Beawiharta/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak sedang membuka YouTube. (Foto: Beawiharta/Reuters)
Agar lebih mudah mencari kebenaran dari suatu video yang ditayangkan di platform-nya, YouTube akan memberikan fitur tautan ke artikel yang telah dicek kebenarannya saat pengguna melihat video dari sumber anonim atau yang rentan dengan berita palsu.
Perusahaan-perusahaan teknologi besar memiliki kesulitan untuk menangkal hoaks. Tak hanya Google, Facebook dan Twitter pun menghadapi masalah yang sama.
Melihat persebaran berita hoaks yang begitu liar di jagat maya, memang sudah sepatutnya perusahaan teknologi seperti Google melakukan upaya-upaya penangkalan.