Google Masih Bisa Lacak Lokasi Android Walau GPS Mati

23 November 2017 16:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Memakai Google Maps di ponsel. (Foto: Ingo Joseph via Pexels (CC0 Public Domain))
zoom-in-whitePerbesar
Memakai Google Maps di ponsel. (Foto: Ingo Joseph via Pexels (CC0 Public Domain))
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para pengguna ponsel Android pasti mengira tidak akan bisa dilacak keberadaannya saat layanan lokasi di dalam ponsel sudah dimatikan. Tapi, perkiraan kamu salah karena fakta baru mengungkapkan Google masih terus melacak para pengguna ponsel Android walau layanan lokasi telah mati, bahkan saat kartu SIM dicabut sekalipun.
ADVERTISEMENT
Istilah layanan lokasi memang seringkali merujuk kepada data GPS untuk penggunaan aplikasi, seperti Google Maps untuk mencari rute perjalanan terbaik atau ketika kamu memesan jasa transportasi online dan di dalam aplikasinya ditunjukkan lokasi kamu berada.
Menurut laporan Quartz, layanan lokasi ini masih bisa dilacak oleh Google baik dalam keadaan GPS mati maupun kartu SIM dicabut dari ponsel. Quartz pun membeberkan bagaimana Google melakukan itu, yaitu dengan cara triangulasi menara jaringan atau BTS (Base Transceived Station) yang melayani perangkat spesifik.
Sejak Januari, semua jenis ponsel dan table Android telah mengumpulkan alamat dari setiap BTS terdekat dan mengirimkan data terenkripsi itu ke sistem manajemen push notification dan messaging Google saat terhubung dengan internet. Pengguna Android tidak bisa menghindari hal ini, bahkan jika ponsel disetel ulang.
Pixel 2, Ponsel Keluaran Google (Foto: Stephen Lam/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pixel 2, Ponsel Keluaran Google (Foto: Stephen Lam/Reuters)
Dilansir dari The Verge, juru bicara Google mengatakan bahwa semua ponsel Android modern sudah menggunakan sistem sinkronisasi jaringan yang memerlukan kode mobile negara dan kode jaringan mobile, jadi informasi menara jaringan yang disebut kode "Cell ID" dianggap hanya sebagai “sinyal tambahan untuk meningkatkan kecepatan dan kinerja pengiriman pesan.” Google akhirnya menghapus data menara jaringan itu dan tidak melanjutkan rencana awalnya.
ADVERTISEMENT
Seorang sumber yang terkait dengan hal ini menyatakan bahwa Google meminta data BTS karena mereka ingin meningkatkan layanan Firebase Cloud Messaging, di mana perangkat Android harus melakukan ‘ping’ ke server secara berkala agar bisa segera menerima pesan.
Dengan cara tersebut, lokasi seorang pengguna Android dapat terungkap dalam jarak minimal 400 meter dari BTS. Hal ini cukup aneh, mengingat data menara seluler biasanya dipegang oleh jaringan operator dan hanya boleh diberikan kepada pihak ketiga dalam keadaan darurat.
Base Transceiver Stations (BTS) Telkomsel Saumlaki (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Base Transceiver Stations (BTS) Telkomsel Saumlaki (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Data ‘Cell ID’ sangat mengganggu bagi pengguna yang tidak ingin dilacak. Lebih parahnya, hal ini bisa membuat hacker lebih mudah untuk memperoleh informasi pribadi. Berarti cara paling aman yang bisa dilakukan pengguna Android adalah tidak membawa ponsel kemanapun atau tetap menggunakan ponsel lawas yang tak punya fitur GPS.
ADVERTISEMENT
Google mengungkapkan bakal menghapus fitur pengumpulan data BTS itu pada akhir bulan November ini.
Dalam Ketentuan layanan Google, raksasa teknologi asal AS itu mengatakan ketika kamu menggunakan layanan Google, mereka dapat mengumpulkan dan memproses informasi tentang lokasimu yang sebenarnya menggunakan alamat IP, GPS, dan sensor-sensor lain, seperti ketika Google memberikan informasi tentang perangkat terdekat, titik akses Wi-Fi, dan menara seluler. Google pun juga menjabarkan bagaimana cara mengendalikan titik akses lokasi pada Google.
Walau Google mengakui kemampuan mereka yang mengerikan ini, seharusnya mereka bisa memberikan yang lebih baik kepada para konsumennya, terutama soal privasi.