Grab Blokir Akun Sopir Saat Lebaran karena Kedapatan Curangi Order

6 Juli 2017 17:24 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi GrabCar. (Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara )
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi GrabCar. (Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara )
ADVERTISEMENT
Grab akhirnya angkat bicara setelah sekelompok mitra pengemudinya menggelar demonstrasi memprotes langkah perusahaan menonaktifkan banyak akun pengemudi saat momen Lebaran 2017. Grab mengklaim langkah itu mereka ambil setelah menemukan sejumlah mitra yang mencurangi orderan saat Lebaran demi mengejar bonus. Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia, menegaskan bahwa para mitra pengemudi yang kena pembekuan akun itu telah melanggar aturan karena menggunakan Fake GPS untuk membuat order fiktif. "Itu mencurangi mitra lain yang cari nafkah secara jujur," kata Ridzki, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (6/7). Grab mengaku telah melakukan mediasi dengan para mitra pengemudi yang berdemonstrasi pada 27 Juni lalu. Di tanggal 10 Juli nanti, Ridzki berkata mereka akan melakukan komunikasi lagi untuk menjelaskan satu per satu indikasi pelanggaran yang dilakukan mitra. Sementara bonus untuk para pengemudi yang tetap bekerja saat momen Lebaran, diklaim Grab telah diberikan kepada para mitra yang berhak mendapatkannya. Nilainya disebut bisa mencapai Rp 10 juta. "Kami mengumumkan tidak kurang dari belasan ribu mitra pengemudi sebagai peraih insentif Grab Lebaran. Hal ini bukti apresiasi kami kepada para mitra pengemudi yang telah bekerja keras dan jujur selama periode menjelang dan sesudah Lebaran," tutur Ridzki.
ADVERTISEMENT
Iwan, seorang mitra pengemudi GrabCar, mengaku sebagai pihak yang menerima bonus Lebaran itu. Dia berkata selalu berupaya untuk kerja secara jujur sesuai kode etik yang telah ditandatangani dengan Grab, kemudian tak mau terprovokasi oleh oknum. "Untuk teman-teman semua jangan sampai terprovokasi, karena hanya akan merugikan diri sendiri," ujar Iwan. Terkait dengan kode etik, Grab berkata ini adalah hal penting untuk menjaga kualitas, kemanan, keselamatan, dan pelayanan dari para mitra pengemudi. Ridzki menyayangkan ada pihak-pihak yang tidak mau ikut aturan kode etik dan ini menandakan tidak adanya kerja sama yang baik dalam menjaga hubungan kemitraan.