Grab Kejar Posisi Nomor Satu Layanan Pesan Antar Makanan di ASEAN

22 November 2018 20:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Co Founder Grab, Tan Hooi Ling. (Foto: Grab)
zoom-in-whitePerbesar
Co Founder Grab, Tan Hooi Ling. (Foto: Grab)
ADVERTISEMENT
Perusahaan transportasi online Grab mengejar ambisinya untuk menjadi everyday superapps. Grab ingin menyediakan berbagai layanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penggunanya, bukan hanya transportasi.
ADVERTISEMENT
Salah satu layanan non transportasi yang menjadi andalan Grab adalah layanan pesan-antar makanan GrabFood. Kebiasaan masyarakat Indonesia yang gemar memesan makanan tanpa perlu ke luar rumah memang menjadi sasaran layanan ini.
Salah satu pendiri Grab, Tan Hooi Ling, mengungkapkan jumlah pemesanan GrabFood meningkat enam kali lipat dibandingkan awal tahun 2018. Lalu untuk jumlah merchant sendiri meningkat sebanyak delapan kali lipat.
Pada November 2018, ia mengungkapkan GrabFood telah tersedia di 137 kota di Asia Tenggara. Dan melihat pertumbuhan ini, Tan Hooi Ling menegaskan target Grab untuk menjadi penyedia layanan pesan-antar makanan nomor satu di Asia Tenggara pada awal 2019.
"Kami berada di jalur yang benar untuk menjadi penyedia layanan pesan-antar makanan nomor satu di Asia Tenggara pada kuartal satu 2019," ungkap Hooi Ling, dalam sesi wawancara di Singapura, Kamis (22/11).
Hooi Ling Tan, salah satu pendiri Grab. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hooi Ling Tan, salah satu pendiri Grab. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
Pertumbuhan ini menurut Hooi Ling tak lepas dari strategi Grab untuk berfokus pada layanan transportasi terlebih dahulu. Ia mengatakan hal ini menjadi modal utama yang memberikan peningkatan besar terhadap layanan baru yang dihadirkan Grab.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana kami berkembang dengan sangat cepat adalah karena kami memulai dari transportasi saja. Kami ingin memastikan fondasi layanan transportasi yang kokoh. Lalu, ketika kami meluncurkan produk baru, kami bisa tumbuh pesat dalam persaingan karena kami telah memiliki basis pengguna, penyuplai, mitra, dan yang paling penting adalah teknologi," jelas Hooi Ling.
Saat ini, pesaing terberat dari GrabFood adalah Go-Food yang merupakan layanan pesan-antar makanan milik Go-Jek. Tapi untuk sekarang Go-Food baru tersedia di Indonesia saja, Go-Jek baru menghadirkan layanan transportasinya di Vietnam dan dalam waktu dekat di Singapura.
Go-Food yang hadir terlebih dahulu pada 2015 memang dengan cepat menarik hati masyarakat Indonesia. GrabFood kemudian hadir pada 2016 untuk mengejar ketertinggalan mereka.
Salah satu mitra pengemudi mobil Grab di Vietnam. (Foto: REUTERS/Kham)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu mitra pengemudi mobil Grab di Vietnam. (Foto: REUTERS/Kham)
Setelah mengakuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara, Grab berkomitmen untuk fokus mengembangkan layanan pesan-antar makanannya dan pertumbuhan yang diungkap Hooi Ling di atas menjadi bukti keseriusan Grab.
ADVERTISEMENT
Menurut Hooi Ling, untuk bersaing dengan Go-Food di Indonesia, Grab akan memanfaatkan infrastruktur teknologi mereka demi menghadirkan layanan yang lebih baik dan lebih nyaman digunakan oleh para konsumen.
"Kami memiliki tim teknologi kelas dunia saat ini, kami memiliki 6 pusat riset dan pengembangan, 2.000 engineer. Oleh karena itu, kami bisa membuat produk yang lebih baik, lebih cepat digunakan," ungkapnya.
Saat ini Grab memang tengah dalam kekuatan penuh. Perusahaan yang berbasis di Singapura itu mendapat suntikan dana dari berbagai perusahaan besar, seperti Microsoft, Hyundai, Kia, Booking(dot)com, Toyota, dan lembaga keuangan terkemuka di dunia seperti OppenheimerFunds, Goldman Sachs Investment Partners, dan Citi Ventures.
Dana besar ini akan membantu Grab meningkatkan layanan-layanan di aplikasinya demi mewujudkan ambisi everyday superapps serta bersaing dengan Go-Jek yang baru memulai ekspansinya di Asia Tenggara ke Vietnam.
ADVERTISEMENT