Grab: Tarif Ojek Online Tidak Bisa Disepakati

2 April 2018 22:54 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi manajemen Grab dan driver di kumparan. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi manajemen Grab dan driver di kumparan. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Polemik seputar tarif ojek online masih menjadi sorotan saat ini. Pasca aksi unjuk rasa yang dilakukan para mitra pengemudi ojek online di Istana Negara, Jakarta, Selasa (27/3) lalu, terus terjadi pembicaraan antara pemerintah, aplikator, dan mitra pengemudi untuk menemui titik terang dari permasalahan ini.
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah meminta para perusahaan penyedia layanan transportasi online di Indonesia yaitu Grab dan Go-Jek, untuk menentukan tarif ojek online yang baru pada Senin (2/4). Namun, tampaknya masih akan terus diadakan diskusi antara para pihak-pihak yang terlibat dalam penetapan tarif baru ini.
Go-Jek mengatakan penyesuaian tarif baru layanan ojek online harus berdasarkan kesepakatan bersama. Bukan hanya oleh perusahaan dan mitranya, tapi juga seluruh pemain di industri ini, termasuk pemerintah.
Tapi, dari pihak Grab menyatakan tidak bisa menyepakati penetapan tarif bersama kompetitor. Dalam pertemuan dengan para mitra pengemudi yang difasilitasi kumparan di kantor kumparan, Jati Padang, Jakarta Selatan, Senin (2/4), Grab menyatakan tidak ada regulasinya untuk menyepakati tarif bersama.
Diskusi manajemen Grab dan driver di kumparan. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi manajemen Grab dan driver di kumparan. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
"Kebijakan tarif tidak bisa dikaitkan dengan kompetitor karena area ini tidak diatur. Sehingga, apabila kami menyepakati tarif dengan kompetitor terkait tarif itu, kami akan melanggar larangan kartel berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat," ujar Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia, yang hadir dalam diskusi tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan, Grab berkomitmen untuk menaikkan pendapatan para mitranya, tapi hal itu tidak saja didasari faktor tarif, tapi juga ada aspek lain, seperti jumlah penumpang dan kompetitor.
Sejumlah mitra pengemudi yang hadir dalam diskusi tersebut mengharapkan adanya kenaikan hingga dua kali lipat dari tarif ojek online yang diberlakukan Grab sekarang. Namun, Grab mengaku tidak akan menaikkan hingga dua kali lipat melainkan mencari skema yang tepat untuk menambah pendapatan mitranya.
"Jadi, Grab juga sama (dengan driver) ingin menaikkan pendapatan tapi harus memperhatikan penumpang dan kompetitor, bagaimana cara Grab menaikkan pendapatan akan kita sesuaikan beberapa bagian yang di bawah kendali kita. Tapi, bagian tarif itu tidak bisa disebut di sini," papar Ridzki.
ADVERTISEMENT
Untuk saat ini, Grab mengaku masih mencari skema terbaik untuk menetapkan tarif baru GrabBike ke depannya.