Harga Tembus Rp 56 Juta, Asus Yakin Laptop Baru ROG Laris di Indonesia

11 April 2019 7:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laptop Asus ROG Zephyrus GX701. Foto: Masajeng/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Laptop Asus ROG Zephyrus GX701. Foto: Masajeng/kumparan
ADVERTISEMENT
Perusahaan teknologi asal Taiwan, Asus, baru saja merilis tiga buah laptop gaming di Indonesia pada Rabu (10/4). Dua di antaranya di seri laptop ROG (Republic of Gamers) dan sisanya masuk lini laptop TUF Gaming.
ADVERTISEMENT
Ketiga laptop ini dijual dengan harga yang bisa dibilang tidak murah, khususnya seri ROG Zephyrus G701GX yang dibanderol hingga Rp 56 juta. Sementara laptop Zephyrus S GX531 dijual dengan rentang harga Rp 38 juta-Rp 54 juta.
Meski demikian, Asus mengatakan mereka optimis laptop gaming ini akan sukses di pasar Indonesia. Jimmy Lin, SEA Regional Director Asus, berkata pihaknya optimis dengan kemampuan pembelian di Indonesia.
“Kami tahu bahwa harganya sangat premium. Tapi, kami masih percaya dengan kemampuan pembelian gamer Indonesia,” tuturnya kepada kumparan, selepas acara peluncuran laptop gaming ASUS di kawasan SCBD, Jaksel, Rabu (10/4).
Laptop Asus ROG Zephyrus GX701 dan GX531. Foto: Masajeng/kumparan
Menurut Jimmy, gamer pasti akan memilih 'senjata' terbaik untuk memenangkan permainan. Atas dasar itu, mereka percaya bahwa Asus akan menjadi nomor satu di segmen laptop gaming tipis dan ringan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Marketing Manager Asus Indonesia Galip Fu mengatakan, ketiga laptop yang dirilis pada Rabu (10/4) memiliki target audiens yang berbeda-beda. Menurutnya, Asus memiliki laptop TUF Gaming yang ditargetkan bagi mainstream gamers. Laptop seharga Rp 11,3 juta ini juga menyasar pelajar dengan kebutuhan performa tinggi, namun bujet yang terbatas.
Kemudian, kedua seri laptop ROG yang diluncurkan, G701GX dan GX531, menyasar para elite gamers. Laptop premium yang harganya mencapai Rp 56 juta ini juga ditujukan kepada orang-orang lain yang membutuhkan spesifikasi laptop canggih tersebut. Contohnya, untuk kebutuhan desain, seperti rendering model arsitektur.
“Karena untuk laptop gaming, jika itu cukup kuat untuk gaming, maka dia akan bisa menyelesaikan tugas apa pun,” tutur Galip. “Kami memiliki permintaan yang lebih besar untuk laptop dengan performa tinggi."
ADVERTISEMENT