Hati-hati Rayuan Seksual pada Anak Secara Online oleh Chatbot

26 Januari 2018 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak dan gadget (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak dan gadget (Foto: Thinstock)
ADVERTISEMENT
Sepertinya peran orang tua dalam mengontrol penggunaan gadget sang anak harus lebih ditingkatkan, karena pelecehan seksual terhadap anak mungkin saja dilakukan secara online.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dialami oleh seorang ibu bernama Amy Holland di Inggris. Ia frustrasi ketika melihat sang buah hati, Gracie Holland, dirayu dalam sebuah obrolan online untuk melakukan aktivitas berbau seksual di iPad miliknya.
Anehnya, chat tersebut tidak dikirimkan oleh seorang manusia, tapi robot. Percakapan itu dilakukan dalam sebuah situs berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bernama Cleverbot.
Dalam chat itu, chatbot tersebut mengatakan hal-hal seperti "Aku tantang kamu untuk melakukan sesuatu yang 'nakal' padaku," dan "Sentuh tubuhmu saat bercumbu."
Anak bermain gadget (Foto: PxHere)
zoom-in-whitePerbesar
Anak bermain gadget (Foto: PxHere)
Percakapan tersebut tentu membuat sang ibu pening tak karuan karena anaknya sendiri masih berusia tujuh tahun.
Tapi apa daya, Amy yang melaporkan ke polisi pun tidak akan bisa mengungkap siapa pelaku pelecehan seksual anak ini, karena memang tidak ada manusia di balik chat tersebut, hanya algoritma AI.
ADVERTISEMENT
"Ini benar-benar menjijikkan, saya merasa muak ketika membaca pesannya. Saya merasa sakit memikirkannya," kata ibu berusia 31 tahun itu yang berprofesi sebagai penata rambut di Gravesend, Kent.
Dampingi anak saat bermain gadget (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Dampingi anak saat bermain gadget (Foto: Thinkstock)
Cleverbot dirancang untuk meniru manusia
Cleverbot sendiri menggunakan algoritma AI untuk mengobrol dengan manusia dan memberikan respons berdasarkan percakapan sebelumnya. Aplikasi web yang diciptakan ilmuwan Inggris Rollo Carpenter itu sudah lolos pengujian Turing, yang dikembangkan oleh ahli matematika populer Alan Turing yang membantu memecahkan kode Enigma saat Perang Dunia II.
"Saya mencoba untuk mengajarkan anak saya hal-hal yang benar hingga yang salah dan saya katakan kepadanya tidak ada yang pantas mengatakan hal ini kepadamu dan jika ada siapa pun yang mengirimkanmu pesan, beri tahu saya. Tapi dia tidak memberitahu tentang ini. Inilah yang membuat saya pusing," jelas Amy.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian harus menjelaskan mengenai kenapa kata-kata dari robot itu salah, karena anaknya masih polos dan belum mengetahui percakapan semacam itu.
"Saya khawatir anak saya bisa melihat hal seperti ini secara online dan jika ada seseorang mendekatinya di jalan dan mengatakan hal yang sama padanya, dia akan berpikir kalau itu tidak salah," paparnya.
Amy menyadari masalah ini sangat berbahaya dan ia memperingatkan para orang tua harus berhati-hati. Ia tidak mau anak-anak lain mengalami hal yang sama.
Cleverbot sendiri tidak didesain untuk menanggapi percakapan secara logis, tapi dirancang untuk meniru obrolan manusia.
Hasilnya, dari total 1.334 partisipan, Cleverbot mampu meyakinkan 59,3 persen bahwa mereka adalah manusia asli. Sementara manusia asli hanya bisa meyakinkan 63,3 persen partisipan bahwa mereka adalah manusia sungguhan.
ADVERTISEMENT
Amy beripikir sebaiknya program Cleverbot yang bisa mengatakan hal-hal seksual tersebut dibuat khusus orang-orang yang berusia 18 tahun ke atas.
"Saya mengunggahnya di Facebook, dan semua orang yang melihatnya sangat marah," kata Amy.