Huawei Bikin Asisten Virtual yang Bisa Deteksi Perasaan Pengguna

25 April 2018 11:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan teknologi Huawei. (Foto: Philippe Wojazer/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan teknologi Huawei. (Foto: Philippe Wojazer/Reuters)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siri, Cortana, Alexa, hingga Google Assistant masing-masing mempunyai fungsi dan fitur yang memudahkan urusan penggunanya. Satu yang tidak dimiliki para asisten virtual berbasis teknologi kecerdasan buatan ini adalah respons berdasarkan emosi pengguna.
ADVERTISEMENT
Soal emosi ini sekarang jadi fokus perusahaan teknologi asal China, Huawei. Produsen smartphone seri P itu berupaya menghadirkan interaksi yang emosional antar pengguna dan asisten digitalnya.
Huawei sendiri sudah meluncurkan asisten virtualnya di pasar China pada 2013 lalu dan diklaim sudah ada 110 juta pengguna yang memanfaatkan teknologinya tersebut, menurut CNBC.
"Kami berpikir bahwa, di masa depan, semua pengguna akhir kami berharap (bahwa) mereka dapat berinteraksi dengan sistem dalam mode emosional," ujar Vice President of Software Engineering Huawei, Felix Zhang. "Ini adalah arah yang kita lihat dalam jangka panjang," tambahnya.
Logo Huawei  (Foto: Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Logo Huawei (Foto: Getty Images)
Sementara Director of AI Product Management Huawei, James Lu, mengatakan apa yang perusahaannya pikirkan adalah asisten virtual yang nantinya bisa melakukan percakapan selama mungkin, sehingga pengguna tidak merasa sendirian. Artinya ini butuh memberikan asisten virtual IQ dan EQ tinggi (kecerdasan emosi).
ADVERTISEMENT
Di lain pihak, perusahaan riset Gartner pernah berkata di awal tahun ini bahwa emosi AI (artificial intelligence) bakal bisa menggunakan analisis untuk mendeteksi suasana hati orang dan merespons dengan jawaban yang lebih personal.
"Pada 2022, perangkat (asisten virtual) pribadi Anda akan tahu lebih banyak tentang keadaan emosi Anda daripada keluarga Anda sendiri," ucap Vice President Gartner, Annette Zimmerman.
Dengan kemampuan membaca ekspresi wajah, menganalisis suara dan perilaku pengguna, asisten virtual akan dapat memahami konteks perintah yang mereka terima, dan merespons dengan jawaban yang lebih sesuai dengan kondisi emosi pengguna.
Gartner mencontohkan penggunaan asisten virtual dengan kemampuan membaca emosi, seperti mobil yang dilengkapi dengan pembantu digital bakal bisa memutuskan apakah pengemudi lelah, stres, marah atau frustrasi, dan mengendalikan mobil dengan perilaku berkendara aman.
ADVERTISEMENT
Dalam perawatan medis, asisten virtual dengan emosi AI dapat memantau kesehatan mental seseorang setiap hari selama 24 jam dan bisa memperingatkan pengasuh jika masalah terdeteksi.