news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ini Karyawan Kontrak Twitter yang Blokir Akun Donald Trump

30 November 2017 11:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Twitter. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Twitter. (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
Awal November lalu, netizen dikejutkan dengan hilangnya akun Twitter pribadi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, selama beberapa menit. Saat itu, Twitter mengaku tidak sengaja menonaktifkan akun @realDonaldTrump karena kelalaian pegawainya.
ADVERTISEMENT
Meski sebentar, jagat Twitter langsung heboh ketika menyadari akun Trump yang sering melancarkan serangan kepada lawannya itu tiba-tiba saja menghilang. Total 11 menit menjadi waktu yang dianggap 'indah' oleh sejumlah pengguna Twitter kala itu.
Karyawan Twitter yang menjadi dalang di balik hilangnya akun Trump ini ternyata sengaja melakukan hal itu di hari terakhirnya bekerja. Para jurnalis di seluruh dunia pun 'memburu' sosok misterius itu untuk digali informasinya.
Blog teknologi TechCrunch menjadi media pertama yang berhasil menemukan eks pegawai Twitter tersebut. Jati diri sosok itu akhirnya terungkap, ia bernama Bahtiyar Duysak, seorang warga negara Jerman keturunan Turki yang dikontrak Twitter lewat perusahaan bernama Pro Unlimited. Berikut ini adalah video wawancara TechCrunch dengan Duysak.
ADVERTISEMENT
Kepada TechCrunch, Duysak mengaku aksinya itu adalah sebuah 'kesalahan' dan ia tidak pernah menyangka akunnya langsung tidak aktif setelahnya. Ia menyebut menghilangnya akun Trump disebabkan serangkaian hal yang ia lakukan di hari terakhirnya bekerja itu.
Duysak mengaku para pengguna Twitter melaporkan akun Trump terkait ujaran caci maki di hari terakhirnya. Dari situlah ia melakukan langkah-langkah yang membuat akun Trump tidak aktif sebagai aksi terakhirnya. Setelah itu, Duysak mematikan komputernya dan meninggalkan Twitter.
Namun, Duysak tidak menjelaskan apa motivasi di balik sikapnya itu dan juga tidak berkomentar mengenai Trump. Ia tetap bersikeras tidak tahu jika akun Trump bakal tidak aktif karena aksinya.
ADVERTISEMENT
Duysak mengatakan tidak yakin jika dirinya sedang diinvestigasi FBI karena aksinya tersebut, walau Twitter memang mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya setelah kejadian itu.
Harapan Duysak ke depannya hanyalah kehidupan yang normal, dan ia berencana untuk bekerja di bidang teknologi lagi ke depannya.
"Saya cinta Twitter dan juga Amerika," katanya kepada TechCrunch.