Isi Saldo Go-Pay Bakal Kena Biaya Admin Rp 1.000

17 Maret 2018 10:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan uang elektronik GoPay. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Layanan uang elektronik GoPay. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan transportasi online Go-Jek mengeluarkan kebijakan baru untuk layanan uang elektronik mereka Go-Pay. Mulai 30 April 2018, pengguna akan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 1.000 untuk setiap melakukan isi saldo Go-Pay.
ADVERTISEMENT
Jangan khawatir, tidak semua jalur top-up saldo Go-Pay dikenakan biaya tambahan tersebut. Biaya admin Rp 1.000 hanya berlaku pada transaksi isi saldo melalui bank, seperti ATM serta mobile dan internet banking.
Total ada tujuh bank yang bakal menerapkan biaya tambahan isi saldo Go-Pay, yaitu BCA, Permata, CIMB Niaga, BTN, Mandiri, BNI, dan BRI.
Sementara biaya admin Rp 1.000 ini tidak berlaku bagi pengguna yang memilih mitra pengemudi dan Alfamart sebagai media untuk top-up saldo Go-Pay.
Booth top up GoPay di GoFood Festival (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Booth top up GoPay di GoFood Festival (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
"Penetapan biaya jasa isi saldo ini merupakan wujud upaya Go-Pay dalam mendukung sistem pembayaran di Indonesia," tulis Go-Jek dalam pernyataan resmi di blog-nya pada Kamis (15/3).
Untuk ketentuannya sendiri, biaya saja isi saldo Go-Pay sebesar Rp 1.000 akan otomatis didebet dari rekening tabungan yang dipakai pengguna untuk melakukan top-up saldo. Pengguna akan menerima nominal saldo Go-Pay secara utuh sesuai nominal yang diinput saat transaksi.
ADVERTISEMENT
"Biaya isi saldo Go-Pay bersifat tetap. Hanya Rp1.000 per transaksi isi saldo yang dilakukan, berapa pun nominal yang diisikan ke dalam Go-Pay," tambah Go-Jek.
Tahun ini Go-Jek fokus mengedepankan layanan Go-Pay. CEO Go-Jek Nadiem Makarim sebelumnya telah menegaskan fitur uang elektroniknya ini akan dibawa ke luar ekosistem Go-Pay pada 2018.
Langkah itu sudah terlihat pada Desember 2017 lalu, dengan mengakuisisi tidak hanya satu tapi tiga perusahaan teknologi finansial sekaligus: Midtrans, Kartuku, dan Mapan.