Kabel Laut Google - Indosat Rampung, Apa Dampaknya untuk Indonesia?

13 Juni 2019 19:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal pendarat tank (Landing Craft-Tank) Surya Agung melakukan penambahan kabel bawah laut sistem kelistrikan destinasi wisataTiga Gili. Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
zoom-in-whitePerbesar
Kapal pendarat tank (Landing Craft-Tank) Surya Agung melakukan penambahan kabel bawah laut sistem kelistrikan destinasi wisataTiga Gili. Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
ADVERTISEMENT
Kecepatan internet Indosat Ooredoo di Indonesia bakal semakin cepat. Salah satu infrastruktur untuk mendukung hal itu, yakni sistem kabel bawah laut Indigo, telah rampung dan siap digunakan.
ADVERTISEMENT
Proyek Indigo telah dinyatakan selesai pada akhir Mei lalu, setelah dilakukan pengerjaan sejak tahun 2017. Pembangunan sistem kabel Indigo dikerjakan oleh Alcatel Submarine Netwoks atas perjanjian dengan konsorsium yang diikuti oleh AARNet, Google, Indosat Ooredoo, Singtel, SubPartners, dan Telstra.
Kabel bawah laut Indigo terbentang sejauh 9.200 km dan menghubungkan Singapura, Jakarta, Perth dan Sydney. Detailnya, kabel Indigo West sepanjang 4.600 km digelar menghubungkan Singapura ke Perth dan kabel sepanjang 4.600 km Perth ke Sydney untuk Indigo Central. Ada dua pasangan serat tambahan yang menghubungkan Singapura dan Jakarta melalui unit cabang.
Proyek ini menggunakan teknologi kabel optik yang dapat mendukung hingga 36 terabyte per detik (Tbps), setara dengan secara bersamaan streaming jutaan film per detik. Setiap anggota konsorsium dapat secara mandiri memanfaatkan sistem kabel baru ini untuk meningkatkan jaringan mereka dan memungkinkan peningkatan kapasitas sesuai permintaan.
Indosat Ooredoo. Foto: Jofie Yordan/kumparan
Salah satu anggota konsorsium, Indosat Ooredoo, sangat bergembira dengan selesainya proyek kabel bawah laut Indigo. Dengan adanya dukungan infrastruktur tersebut bisa meningkatkan pelayanan dan konektivitas layanan internet dan telekomunikasinya, dan tentu saja memberi dampak positif untuk para pelanggan.
ADVERTISEMENT
“Ini akan mendiversifikasi koneksi internasional kami di seluruh Australia dan pasar Asia Tenggara yang tumbuh cepat, melayani peningkatan permintaan lalu lintas data dan memperluas peluang bagi pelanggan kami, konsumen korporaso dan ritel," kata Dejan Kastelic, Chief Technology and Information Indosat Ooredoo, dalam siaran pers yang diterima kumparan, Kamis (13/6).
Senada dengan Dejan, Global Network Infrastructure di Google, Ashish Ahuja, juga mengatakan proyek Indigo akan memungkinkan layanan yang lebih cepat dan dapat diandalkan untuk pengguna, serta meningkatkan kemampuan bisnis antara Asia Tenggara dan Australia.
Tuntasnya sistem kabel Indigo tepat waktu semakin mendorong konektivitas digital di Asia. Menurut TeleGeography, permintaan bandwidth antara Asia dan Australia akan mencapai 75 Tbps pada tahun 2025. Proyek Indigo ini akan membantu memenuhi kebutuhan tersebut.
ADVERTISEMENT