Kecanduan Bercinta dengan Robot Seks Berpotensi Sebabkan Kematian

7 Februari 2019 7:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Robot seks. Foto: DS Doll Robotics
zoom-in-whitePerbesar
Robot seks. Foto: DS Doll Robotics
ADVERTISEMENT
Kehadiran robot seks membuat manusia bisa merealisasikan fantasi berhubungan seksual yang mereka idam-idamkan. Hidup di dalam fantasi dengan robot seks memang terdengar begitu seru, namun di balik itu, ternyata ada risiko yang cukup besar. Sejumlah pakar kesehatan dan psikolog percaya bahwa menggunakan robot seks untuk melampiaskan hawa nafsu secara berkala dapat menyebabkan kecanduan. Penggunanya juga disebut bakal menormalkan perilaku dan fetitisme seksual yang tidak biasa tersebut. Psikolog Becky Spelman dari Private Therapy Clinic di Inggris berkata, beberapa prediksi soal dampak serius penggunaan robot seks tidak boleh diabaikan. Menurutnya, menganggap normal perilaku seksual yang tidak seharusnya adalah salah satu yang paling bahaya. Spelman juga mengaitkan hal ini dengan perilaku pecandu film porno yang mau merealisasikan fantasi seksnya. Dalam hal ini, robot seks memang bisa menjadi wadah yang benar-benar tepat. Perilaku ini dianggap baik-baik saja jika pengguna robot seks tidak menganggap normal perilaku tersebut. "Kecanduan pornografi yang mengandung kekerasan atau degradasi dapat direalisasikan dengan robot seks," ujar Spelman, seperti dikutip dari Daily Star. "Karena robot hanyalah mesin, permainan peran seperti ini tentu bukan jadi masalah. Tetapi jika itu mulai tampak biasa atau normal, maka manusia (pengguna robot seks) perlu melibatkan manusia sungguhan sebagai pasangan seksnya."
Robot Seks Foto: Instagram @@sun_hwr
ADVERTISEMENT
Para peneliti telah lama membandingkan gejala-gejala kecanduan pornografi dan seks dengan kecanduan alkohol dan obat-obatan. Namun psikolog dan dokter tidak memiliki kesimpulan yang sama tentang apakah fenomena ini harus diklasifikasikan sebagai gangguan kompulsif. Kecanduan seks sendiri sudah masuk ke dalam daftar Klasifikasi Penyakit Internasional oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan itu juga sudah masuk ke dalam kelompok gangguan kesehatan mental. Ini adalah klasifikasi penyakit di mana manusia mengalami kegagalan dalam mengendalikan dirinya, seperti kecanduan. "Sementara beberapa melakukan praktek seksual (dengan robot seks) dengan kekerasan secara sehat dan saling menghormati, seks dengan kekerasan termasuk yang menyebabkan tersedak, melakukan posisi berbahaya dan kekerasan yang ekstrem yang dapat membuat kecanduan bukan hal yang baik dan dapat mengakibatkan cedera serius dan bahkan kematian," tambah Spelman. Meskipun kehadiran robot seks bisa menjadi jalan keluar bagi para pecandu seks dengan kekerasan, sayangnya aktivitas tersebut juga disebut dapat menyebabkan masalah kecanduan lainnya. Psikolog Thaddeus Birchard menyamakan robot seks untuk pecandu seks seperti alkohol untuk peminum. "Itu hanya menjadi cara lain untuk mengekspresikan aktivitas atau kecanduan seksualnya," kata Birchard, yang juga merupakan penulis buku Overcoming Sexual Addiction - A Self Help Guide.
ADVERTISEMENT
"Kecanduan seks adalah cara untuk membius manusia agar bisa bertahan pada perasaan yang mereka miliki," ungkapnya. "Termasuk rasa kesepian, rasa malu, kebosanan, dan stres." Menurut Birchard, fungsi robot seks ini sama dengan fungsi alkohol pada peminum. "Ini adalah pelarian diri."
Pembuatan robot seks di WMDOLL Foto: Aly Song/Reuters
Meski beberapa psikolog mengkhawatirkan dampak kehadiran robot seks, namun beberapa peneliti lain yang juga telah melakukan studi terkait robot seks mengungkap bahwa mereka tidak menemukan adanya implikasi kesehatan yang serius dari berhubungan seksual dengan robot seks. Menurut salah satu peneliti dalam jurnal BMJ Sexual & Reproductive Health, Cox-George, mengatakan bahwa "pasar yang paling dominan untuk robot seks tidak terkait dengan perawatan kesehatan." Layaknya iklan produk lainnya, pengembang robot seks pastinya bakal mengatakan hal-hal terbaik dari produknya. Mereka tidak akan menyebutkan dampat negatif dari penggunaan benda yang mereka ciptakan. Hingga saat ini, peneliti belum menemukan bahaya dari penggunaan robot seks. Namun George berkata bahwa masyarakat sebagai konsumen harus tetap berhati-hati.
ADVERTISEMENT