Kecerdasan Buatan Google Bisa Bantu Dokter Prediksi Kematian Pasien

20 Juni 2018 8:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Rumah Sakit. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Rumah Sakit. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dimiliki Google kini dapat menganalisis riwayat medis seseorang untuk membantu dokter membuat prediksi yang lebih akurat tentang kesehatan pasien.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya memprediksi kondisi kesehatan pasien, Google AI mampu memberikan perkiraan berapa lama pasien perlu dirawat di rumah sakit. Bahkan, ia juga bisa memberi tahu kapan pasien meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya berdasarkan riwayat medis yang diolah.
Dilansir Bloomberg, dalam sebuah kasus dokter memperkirakan kematian pasien seorang perempuan pengidap kanker. Ketika tiba di rumah sakit, paru-paru pasien perempuan itu dipenuhi dengan cairan sehingga memiliki kemungkinan meninggal 9,3 persen.
Akan tetapi, kecerdasan buatan Google dengan algoritma baru memperkirakan risiko kematian yang lebih tinggi pada pasien tersebut, yakni 19,9 persen. Akhirnya perempuan itu meninggal beberapa hari kemudian.
Ilustrasi kecerdasan buatan. (Foto: Gerlat/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecerdasan buatan. (Foto: Gerlat/Pixabay)
Menurut laporan itu, sebagaimana dikutip dari Business Insider, sejauh ini sistem kecerdasan buatan Google menunjukkan performa lebih cepat dan lebih akurat daripada teknik lain dalam mengevaluasi riwayat medis pasien.
ADVERTISEMENT
Google memiliki algoritma baru yang dapat dengan cepat menyaring ribuan dokumen digital dalam catatan kesehatan pasien untuk menemukan informasi penting sehingga bisa membantu dokter dalam membuat diagnosis yang lebih baik.
Namun ada saja kekhawatiran yang muncul dalam menggunakan kecerdasan buatan Google ini, yakni bahwa kemampuannya dalam memprediksi kematian akan memicu ketakutan di antara pasien. Selain itu muncul pula kecemasan bahwa suatu hari nanti teknologi kecerdasan buatan akan terlalu banyak memegang kendali atas kehidupan manusia.