Kenali 3 Startup Fintech yang Dibeli Go-Jek: Midtrans, Kartuku, Mapan

15 Desember 2017 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Startup (Foto: Picjumbo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Startup (Foto: Picjumbo)
ADVERTISEMENT
Hari ini, industri teknologi di Indonesia ramai membicarakan langkah besar Go-Jek mengakuisisi startup teknologi finansial atau fintech. Bukan cuma satu startup fintech, bukan pula dua, tetapi tiga. Iya... tiga.
ADVERTISEMENT
Sayang, nilai akuisisi ketiga startup fintech ini tidak diungkap oleh Go-Jek. Tetapi yang pasti, langkah besar ini diambil Go-Jek untuk memperkuat layanan masa depannya: Go-Pay.
Ketiga perusahaan fintech tersebut adalah Midtrans, Kartuku dan Mapan, yang masing-masing memiliki peranan penting dalam meningkatkan layanan Go-Pay.
Perlu digarisbawahi bahwa Kartuku dan Mapan adalah pemain fintech yang sudah berumur, dan yang usia perusahaannya paling muda adalah Midtrans. Nantinya, ketiga perusahaan ini akan memberi kontribusi untuk memperluat layanan Go-Pay.
Berikut ini adalah profil dan kontribusi tiga startup fintech tersebut kepada Go-Pay.
1. Midtrans
Sebelumnya, Midtrans dikenal dengan nama Veritrans. Didirikan oleh Ryu Kawano Suliawan, startup ini dibangun pada Oktober 2011.
Sebagai payment gateway, Midtrans bergerak dalam bidang penyedia jasa bagi bisnis online di Indonesia melalui infrastruktur pembayaran yang aman, terpercaya dan bebas penipuan, serta bekerja sama dengan lembaga finansial, bank ternama, dan alat pembayaran di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Midtrans telah memiliki klien-klien bisnis online ternama seperti Matahari Mall, Tokopedia, Bukalapak, Cottonink, Bro.do, garuda Indonesia, Pegi-pegi, JD.id dan masih banyak lagi.
Setelah akuisisi, Midtrans akan berperan membantu Go-Jek dalam ranah pembayaran online, meningkatkan jangkauan penggunaan Go-Pay dan mencegah terjadinya penipuan yang mungkin terjadi dalam transaksi lewat Go-Pay.
2. Kartuku
Kartuku didirikan oleh Niki Luhur pada tahun 2011, yang kemudian digantikan oleh Thomas Husted sebagai CEO pada tahun 2015.
Startup ini adalah perusahaan pihak ketiga yang bergerak di bidang solusi proses pembayaran elektronik. Kartuku bekerja untuk mengoperasikan sistem pembayaran yang memproses transaksi elektronik secara aman, efisien dan terpercaya.
Tujuan pengakuisisian Kartuku adalah untuk membuat Go-Pay bisa diterima di jaringan ritel dan untuk mendukung pengembangan masyarakat nontunai di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kartuku nantinya akan memfokuskan kepada pengembangan dan penggunaan transaksi offline pada Go-Pay dengan mengintergrasi penerimaan layanan dompet digital tersebut ke jaringan merchant-nya.
Ada hubungan menarik antara Kartuku dengan Nadiem Makarim si pendiri Go-Jek. Ternyata, Nadiem pernah menjabat sebagai direktur inovasi di Kartuku selama kurang lebih setahun.
3. Mapan
Perusahaan Mapan didirikan oleh Aldi Haryopratomo pada tahun 2009 dan sebelumnya bernama Ruma. Mapan sendiri adalah jaringan layanan keuangan yang menerapkan sistem ekonomi gotong-royong, yang disebut dengan arisan Mapan.
Metode arisan ini telah membantu lebih dari 1 juta keluarga di Indonesia untuk bisa mendapatkan kebutuhan sehari-hari yang selama ini sulit mereka akses.
Jadi bagian dari Go-Jek, Mapan akan berperan untuk mengakselerasi inklusi keuangan masyarakat yang tidak memiliki rekening bank, terutama yang berada di daerah pedesaan yang belum terjangkau layanan Go-Jek.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi ketiga perusahaan ini diharapkan akan memperkuat inovasi layanan keuangan Go-Jek. Dengan aksi ini, akan menarik untuk melihat bagaimana Go-Jek mengeksekusi semua rencana dalam kolaborasi yang melibatkan banyak pihak ini.