Ketika Dana Riset NASA Bantu SpaceX dan Boeing Bikin Pesawat Antariksa

15 Februari 2019 20:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Astronaut NASA Gene Cernan di Bulan. Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Astronaut NASA Gene Cernan di Bulan. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Pembahasan soal anggaran riset dan pengembangan (Research and Development/R&D) belakangan sedang menjadi topik pembicaraan hangat di lini masa media sosial Indonesia. Topik anggaran R&D mencuat setelah pendiri sekaligus CEO Bukalapak Achmad Zaky mengkritisi minimnya investasi R&D untuk industri teknologi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lewat postingannya, Zaky menyodorkan data pada tahun 2016 yang menunjukkan anggaran R&D Indonesia tertinggal jauh jika dibandingkan negara lainnya. Indonesia berada di peringkat 43, bahkan kalah dari Malaysia dan Singapura soal besaran dana R&D negara.
Dalam cuitan tersebut Zaky menunjukkan Amerika Serikat berada di urutan pertama negara yang berinvestasi paling besar untuk R&D, yakni sebesar 511 miliar dolar AS.
Oleh karena itu, tidak heran jika AS memiliki industri teknologi yang mapan di berbagai bidangnya, tak terkecuali di industri untuk kebutuhan eksplorasi luar angkasa.
Badan Antariksa AS, NASA, dilaporkan sedang sibuk mendanai perusahaan antariksa swasta untuk mendukung pengembangan moda transportasi luar angkasa komersial. Beberapa perusahaan yang mendapatkan investasi tersebut ialah SpaceX dan Boeing.
SpaceX Spacecraft Foto: SpaceX Imagery/Pixabay
ADVERTISEMENT
Menurut laporan The Wall Street Journal, NASA menghibahkan 4,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 59,4 triliun untuk Boeing dan 2,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 36,8 triliun kepada Space Exploration Technologies (SpaceX). Kedua perusahaan tersebut mengembangkan pesawat antariksa sebagai transportasi menuju Stasiun Ruang Angkasa Internasional (International Space Station/ISS).
Jika ditotal, jumlah dana yang dikucurkan NASA untuk pengembangan perjalanan luar angkasa ini mencapai 6,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 97 triliun.
Pendanaan ini dilakukan melalui CCDev Program atau Commercial Crew Development yang telah dimulai sejak 2010. Program ini mendorong perusahaan-perusahaan pesawat antariksa untuk mengembangkan kendaraan antariksa komersial dan menyewakan tempat di ruang angkasa untuk membangun apapun yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya Boeing dan SpaceX yang menjadi perusahaan yang mengikuti program CCDev. Pada 2010, NASA mengawali pendanaan dengan memberi investasi sebesar 51 juta dolar kepada lima perusahaan. Kemudian di 2011, NASA kembali memberikan dana sebesar 270 juta dolar AS kepada empat dari lima perusahaan tersebut.
Logo NASA. Foto: NASA
Pendanaan berkelanjutan dilakukan NASA dengan permintaan anggaran yang semakin besar per tahunnya. Tak tanggung-tanggung, NASA mengabulkan permintaan kenaikan anggaran dari 397 juta dolar AS, naik ke 597 juta dolar hingga 1,2 miliar dolar AS di tahun 2016 untuk pengembangan misi luar angkasanya.
Penerbangan wisata ke luar angkasa awalnya dijadwalkan akan dilakukan pada 2017 oleh SpaceX. Namun hingga saat ini hal tersebut belum kunjung direalisasikan.
ADVERTISEMENT
Investasi NASA kepada perusahaan-perusahaan antariksa ini menunjukkan bahwa pemerintahan AS sangat memperhatikan penelitian dan pengembangan. Walau tidak bisa dibandingkan dengan Indonesia yang masih berstatus sebagai negara berkembang, tapi semoga saja Indonesia bisa terus meningkatkan anggaran R&D-nya agar bisa mengejar ketertinggalan dari negara lain dalam urusan industri teknologi.