Ketika Hacker 'Ngobrol' Bareng Korbannya Lewat Kamera CCTV

29 Desember 2018 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi enkripsi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi enkripsi. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Peretasan kamera yang terhubung dengan internet tidak hanya terjadi pada kamera yang tersemat di laptop tapi juga CCTV. Hal ini dialami seorang pria di Arizona, Amerika Serikat, bernama Andy Gregg, yang menggunakan kamera keamanan pintar di rumahnya.
ADVERTISEMENT
Gregg mengaku terkejut ketika mendengar suara orang asing keluar melalui kamera pintar Nest miliknya. Suara yang berasal dari gadget itu memberitahunya bahwa kata sandi untuk kameranya telah dibobol secara online sehingga proteksinya telah terbuka bagi jaringan global, termasuk penyerang cyber yang berbahaya.
Kamera keamanan Nest itu sendiri telah terhubung ke internet dan menampilkan pantauan langsung 24 jam lingkungan sekitar rumahnya. Kamera itu juga disertai dengan mikrofon sehingga memungkinkan pengguna berbicara dengan orang-orang di depan pintu rumahnya.
Peretas yang berbicara melalui kamera itu meyakinkan kepada Andy bahwa dia tidak punya niat “jahat”. Suara yang datang melalui gadget-nya itu justru mengingatkan Andy jika kata sandi kameranya telah dibobol.
Ilustrasi kamera pemantau. (Foto: ElasticComputeFarm (CC0 Public Domain))
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kamera pemantau. (Foto: ElasticComputeFarm (CC0 Public Domain))
Sang hacker mengaku sebagai “White Hat Hacker” atau yang juga dikenal sebagai peretas yang melakukan peretasan untuk tujuan baik. White Hat Hacker membobol komputer dan gadget lain untuk mengekspos kelemahan dalam sistem yang berpotensi disalahgunakan pihak lain. Kelemahan itu kemudian dilaporkan agar pengelolanya dapat memperbaiki sebelum celah keamanan itu dieksploitasi peretas jahat.
ADVERTISEMENT
“Tolong, tolong jangan takut,” kata suara itu kepada Gregg dalam video yang diunggah Gregg ke YouTube. “Kami tidak memiliki niat jahat, saya di sini ingin memberitahu Anda agar tidak ada orang lain, seperti misalnya Black Hat Hacker (peretas jahat), yang memantau Anda.”
Kepanikan Gregg pun berkurang. Ia kemudian bertanya apakah lelaki itu bisa melihat di mana dia tinggal.
“Saya tidak tahu di mana Anda tinggal sekarang, tetapi jika seseorang berniat mencarinya, mereka bisa melacak lokasi Anda,” jelas si peretas. “Mereka bisa melihat ketika kamu di rumah. Ada begitu banyak hal jahat yang bisa dilakukan seseorang dengan ini,” katanya.
Insiden ini juga menjadi perhatian bagi semua pengguna teknologi Internet of Things (IoT) jika penting untuk mengatur keamanan dasar dan perlindungan privasi, seperti menggunakan pengelola kata sandi dan menyiapkan otentikasi dua faktor, sehingga jika seseorang mencuri kata sandi Anda, mereka tidak dapat masuk dengan mudah ke akun pengguna.
ADVERTISEMENT