Komentar Smartfren soal Jaringan 5G: Lebih Baik Perluas 4G Dulu

26 Maret 2019 20:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi CEO Smartfren, Djoko Tata Ibrahim, pamer aplikasi SmartMusic. Foto: Alfaddillah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi CEO Smartfren, Djoko Tata Ibrahim, pamer aplikasi SmartMusic. Foto: Alfaddillah/kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini operator telekomunikasi di Indonesia sedang berlomba-lomba untuk menyiapkan teknologi jaringan 5G. Meski begitu, Smartfren tampaknya menjadi salah satu operator yang belum terlalu berminat untuk masuk ke dalam persaingan kesiapan 5G.
ADVERTISEMENT
Smartfren untuk saat ini masih lebih memilih untuk berfokus memperluas jaringan 4G LTE. Menurut Deputy CEO Commercial Smartfren, Djoko Tata Ibrahim, jaringan 5G saat ini masih belum berdampak besar pada pemasukan Smartfren sehingga perusahaan belum tertarik untuk komersialisasi jaringan 5G.
“Kita lebih baik memperluas 4G daripada 5G-nya. Belum ada nilai komersialnya jadi mau coba tes network aja,” ungkap Djoko, dalam acara peluncuran Kartu Perdana BosKu di Jakarta, Selasa (26/3).
Saat ini, Smartfren masih dalam tahap uji coba jaringan 5G di satu titik BTS saja. Djoko mengatakan teknologi dan jaringan 5G membutuhkan investasi yang cukup besar, namun belum terlalu dibutuhkan pasar Indonesia.
Kantor pusat Smartfren di Jalan Sabang, Jakarta. Foto: Aditya Panji/kumparan
Untuk pengembangan sektor komersialnya sendiri, Djoko memperkirakan bakal dimulai dalam dua atau tiga tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
“Di luar negeri juga belum matang kok itu (pengembangan 5G). Ekosistemnya belum terbangun terus ponselnya juga nggak seperti biasa. Kalau yang sekarang kan sudah enggak perlu lebih cepat lagi, internet enggak kerasa seperti IoT terus robot-robot, mobil tanpa sopir gitu-gitu, jadi masih belum-lah di kita,” ungkapnya.
Sementara Smartfren masih fokus dalam pengembangan 4G LTE, perusahaan masih terus melakukan pembangunan BTS di seluruh wilayah Indonesia. Djoko mengatakan Smartfren menambah setidaknya 500 BTS (Base Transceiver Station) setiap bulannya.
“Kita coba tambah 500 BTS sampai 1000 BTS per bulan, kita bakal nambah 6000 sampai 7000. Sampai akhir tahun 20 ribuan total BTS kita,” jelasnya.
Ilustrasi tiang-tiang BTS dekat pemukiman. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Saat ini, Smartfren mengklaim jaringannya telah masuk ke wilayah terpencil di Indonesia. Infrastruktur Palapa Ring bagian Barat dan Timur yang telah beroperasi dianggap memudahkan Smartfren untuk membangun jaringan.
ADVERTISEMENT
“Kalau Palapa Ring Timur-nya sudah jalan kita juga akan ngikut ke sana karena selama ini kan kita nyari backbone yang memadai untuk itu. Itu kan terlalu mahal untuk belom ada critical mess dari consumer di daerah-daerah 3T-nya pemerintah,” jelasnya.