Kominfo Tak Pernah Minta Instagram Hapus Foto Amien Rais-Rizieq

Amien Rais, Prabowo bersama Habib Rizieq di Makkah (Foto: Instagram @amienraisofficial)

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais berang karena tiga foto yang diunggahnya di Instagram dihapus. Penghapusan tiga foto yang menampilkan dirinya bersama Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto itu dilakukan oleh pihak Instagram.

Dalam postingannya, Amien mengungkapkan Instagram menghapus tiga fotonya karena dianggap melanggar Pedoman Komunitas dalam platform media sosial tersebut. Dan diketahui, penghapusan juga biasanya diawali oleh laporan dari pengguna yang kemudian diproses oleh pihak Instagram.

Beberapa pihak kemudian menuduh pemerintah sebagai sosok yang meminta Instagram untuk melakukan penghapusan tersebut. Namun, tuduhan itu dengan tegas dibantah oleh pemerintah yang berada di bidang tersebut, yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).

"Yang bisa saya pastikan, bukan pemerintah (yang meminta Instagram menghapus foto Amien Rais dan Rizieq)," ujar Semuel A. Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kemkominfo, saat dihubungi kumparan.

Dirjen Aptika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan. (Foto: Kemkominfo)

Menurutnya, Kemkominfo hanya melakukan pengendalian konten terhadap konten yang ilegal sesuai perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

"Pengendalian konten yang kami lakukan hanya terkait pada ilegal konten sesuai perundangan, seperti pornografi, radikalisme, yang mengarah pada terorisme, peredaran makanan dan obat-obatan tanpa izin dari BPOM, pelanggaran HAKI dan konten yang dilarang perundang-undangan kita," jelas pria yang akrab disapa Semmy itu.

Tiga foto Amien di Instagram yang dihapus menampilkan pertemuan antara dirinya, Rizieq, dan Prabowo di Makkah, Arab Saudi. Mulanya, Amien mengunggah foto ini pada Sabtu (2/6), tapi kemudian dihapus, lalu posting kedua dan ketiga yang juga menampilkan Rizieq ikut dihapus.

Melihat foto-fotonya itu dihapus, Amien kemudian protes dan mengatakan kebebasan berekspresi telah dicederai.

"Ini bukti bahwa kebebasan berekspresi (yang bertanggung jawab) yang menjadi salah satu agenda reformasi kembali diciderai; mengembalikan kita pada era yang represif (order baru), di tengah-tengah kebijakan-kebijakan populis yang palsu (order lama). Kita semua menantikan terang setelah zaman-zaman gelap, bukan sebaliknya!" tegas Amien.

Tim kumparan telah menghubungi manajemen Instagram di Indonesia, namun sampai saat ini belum mendapatkan respons.