Kreator Game 'Counter Strike' Dituduh Bayar Gadis 16 Tahun untuk Seks

7 Februari 2018 12:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Game Counter Strike: Global Offensive. (Foto: Valve)
zoom-in-whitePerbesar
Game Counter Strike: Global Offensive. (Foto: Valve)
ADVERTISEMENT
Pada Kamis (1/2) lalu, Jess A. Cliffe, salah satu kreator dari game 'Counter Strike', ditangkap oleh kepolisian Seattle, Amerika Serikat, karena dugaan kasus pelecehan seksual pada anak. Saat itu, belum diketahui apa alasan di balik penangkapan Cliffe tersebut.
ADVERTISEMENT
Kini, hal itu telah terungkap.
Kepolisian King County, Washington, mendakwa sang kreator yang berusia 36 tahun itu telah melakukan pelecehan seksual komersial dengan membayar seorang remaja berusia 16 tahun untuk berhubungan intim dengannya dan merekam aktivitas seksualnya tanpa persetujuan si perempuan.
Kepolisian mengatakan bahwa kasus ini telah diselediki sejak Mei tahun 2017 lalu, saat pertama kali korban yang berinisial AC melaporkan tindakan Cliffe, seperti dilansir Kotaku.
AC mengatakan kepada penyelidik jika dia melakukan hubungan seksual dengan Cliffe sebanyak kurang lebih tiga kali pada bulan di antara April dan Juni 2017. Saat itu, AC masih berusia 16 tahun. Ia juga mengaku dibayar 300 dolar AS atau setara Rp 4 juta per jamnya oleh Cliffe.
Jeff A. Cliffe, kreator game Counter Strike. (Foto: Valve via YouTube)
zoom-in-whitePerbesar
Jeff A. Cliffe, kreator game Counter Strike. (Foto: Valve via YouTube)
Pengacara Cliffe, Zachary Wagnild, mengatakan kalau kliennya tidak mengetahui AC masih di bawah umur. Menurut laporan Ars Technica, Wagnild mengkonfirmasi bahwa keduanya melakukan hubungan seksual.
ADVERTISEMENT
"Meskipun faktanya yang diklaim tersebut benar, pertemuan ini terjadi di situs dewasa," kata Wagnild. "Dia tidak mencari gadis di bawah umur dan tidak tahu kalau wanita itu masih di bawah umur."
AC sendiri mengatakan kepada tim penyelidik kalau dia tidak mengetahui apakah Cliffe menyadari berapa umur aslinya atau tidak.
Game 'Counter Strike'. (Foto: Steam)
zoom-in-whitePerbesar
Game 'Counter Strike'. (Foto: Steam)
Undang-undang Washington mendefinisikan pelecehan seksual komersial sebagai kejahatan, walaupun hubungan seks yang dilakukan telah disetujui.
AC juga mengatakan kepada polisi bahwa Cliffe ingin merekam kegiatan seksual mereka. Meskipun AC menolak, Cliffe tetap merekam seluruh aktivitas seksualnya.
"Meski tidak menginginkan dia (Cliffe) untuk merekamnya, AC menahan diri untuk menolaknya karena perasaan takut kalau dia mungkin saja disakiti atau bahkan dibunuh karena tubuhnya yang kecil seperti yang terjadi pada banyak kasus kekerasan pada pelacur," kata polisi.
Game Counter Strike: Global Offensive. (Foto: Valve)
zoom-in-whitePerbesar
Game Counter Strike: Global Offensive. (Foto: Valve)
Pada tahun 2017, polisi mengajukan surat perintah untuk pengelola situs SeekingArrangement.com, situs di mana Cliffe dan AC bertemu dan pihak kepolisian pun mendapatkan data profil yang menunjukkan foto serta deskripsi Cliffe.
ADVERTISEMENT
Polisi juga menemukan bukti data dari AT&T dan Verizon yang mengkonfirmasi telah terjadi komunikasi antara Cliffe dan AC.
Cliffe membayar uang jaminan sebesar 150 ribu dolar AS atau setara Rp 2 miliar dan akan segera melakukan sidang lanjutan pada akhir bulan Februari.
Akibat tindakannya, penerbit game 'Counter Strike', Valve, membekukan Cliffe dari pekerjaannya karena kasus ini. Jika terbukti bersalah, Valve diduga akan memberhentikan Cliffe yang telah bersama mereka sejak 2003.