Mantan Karyawan Amazon dan NASA Kini Jadi CTO Transportasi Grab
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mark akan berbasis di Seattle yang akan memimpin dan bekerja dengan tim engineering di seluruh jaringan R&D global Grab di enam negara, yakni Singapura, Seattle, Beijing, Bangalore, Ho Chi Minh City, dan Jakarta.
"Setiap hari setidaknya kami memproses 20 TB data. Tidak ada yang lebih memahami mobilitas Asia Tenggara layaknya kami - dan ada banyak hal lainnya yang ingin kami wujudkan untuk mendukung mobilitas masyarakat kawasan ini," ujar Theo Vassilakis, Group CTO Grab, dalam siaran pers yang diterima kumparan.
Terkait pengangkatan CTO yang didedikasikan untuk bisnis transportasi ini, Grab telah menyediakan beberapa fitur dan perbaikan untuk meningkatkan pengalaman pengguna yang menggunakan layanan transportasinya. Berikut ini empat fitur dan perbaikan tersebut.
ADVERTISEMENT
1. Menambah fitur pesan suara di dalam GrabChat, sebagai alternatif mengirim pesan.
2. Memungkinkan pengguna untuk menekan tombol 'batal' kapan pun setelah mereka melakukan pemesanan, sebelum mendapatkan tumpangan. Alasannya karena pengguna sering memasukkan lokasi penjemputan yang salah.
3. Menemukan mitra pengemudi lain secara otomatis jika mitra pengemudi yang ditunjuk sistem menolak pemesanan.
4. Memungkinkan penumpang untuk mengubah lokasi tujuan setelah perjalanan dimulai untuk GrabCar, JustGrab, dan GrabBike. Fitur ini sedang diujicoba di beberapa kota terpilih.
“Tim kami mengenal Asia Tenggara dengan sangat baik, dan saya berharap dapat menggabungkan keahlian saya dengan pengetahuan mereka untuk membuat setiap perjalanan bersama Grab sempurna, baik bagi penumpang maupun mitra pengemudi," ujar Mark Porter.
Sebelum bekerja di Grab dan Amazon, Mark Porter juga memiliki rekam jejak karier di sejumlah perusahaan besar seperti NASA , Oracle, dan Caltech.
ADVERTISEMENT