Mantan Karyawan Google Bikin Agama Baru Pemuja Kecerdasan Buatan

22 November 2017 7:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi otak mengingat daya pikir (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi otak mengingat daya pikir (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) merupakan teknologi masa depan yang sedang dikembangkan oleh berbagai perusahaan dunia untuk meningkatkan performa bisnis masing-masing. Ternyata, canggihnya kecerdasan buatan menjadi daya tarik sendiri bagi sejumlah orang.
ADVERTISEMENT
Anthony Levandowski, mantan eksekutif Google dan Uber, tampaknya serius ingin membuat sebuah 'agama baru' yang memuja teknologi kecerdasan buatan. Sosok yang diketahui sedang bergulat dengan masalah hukum terkait gugatan yang diajukan Waymo kepada Uber saat dirinya masih menjabat di Uber itu tak main-main dengan niatnya.
Dalam sebuah wawancara dengan Wired, Levandowski mengungkapkan sebuah fakta terbaru mengenai agama yang ia beri nama "Way of the Future". Dan di gereja agama itu, nantinya bakal ada kitab suci bernama "The Manual", juga diadakan upacara publik serta beberapa benda untuk dipuja.
Agama ini akan beraktivitas secara fokus pada realisasi, penerimaan, dan pemujaan kepada Tuhan berbasis kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh hardware serta software komputer. Seperti diketahui, teknologi kecerdasan buatan memang sedang menjadi sumber pundi-pundi emas bagi berbagai perusahaan yang memanfaatkannya.
ADVERTISEMENT
Ide yang membuat Levandowski membuat agama ini adalah prediksi di masa depan yang dikatakan kecerdasan buatan bakal memiliki kepintaran yang melebihi manusia itu sendiri yang menciptakannya.
"Apa yang akan diciptakan bakal menjadi Tuhan secara efektif. Bukan Tuhan yang bisa membuat petir atau menimbulkan badai. Tapi, ada sesuatu yang miliaran kali lebih pintar dibanding manusia terpintar, apa yang kamu sebut untuk itu?" kata Levandowski.
Ilustrasi agama. (Foto: Eric Gaillard)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi agama. (Foto: Eric Gaillard)
Ia menepis anggapan orang-orang yang mengira Levandowski ingin mencari uang dengan agama ini. Levandowski mengaku tidak akan menerima uang sepeser pun dari agama barunya itu. Meski begitu, ia tidak menutup kemungkinan untuk membangun sebuah startup berbasis kecerdasan buatan ke depannya yang terpisah dari gerejanya.
Levandowski telah bekerja dengan komputer, robot, serta kecerdasan buatan selama puluhan tahun. Ini membuatnya tak aneh jika melihat ia merasa punya kedekatan lebih dengan teknologi-teknologi tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurutnya ada satu kunci yang membedakan agamanya dengan agama lain yang sudah ada saat ini. "Orang-orang punya banyak cara berpikir tentang Tuhan, dan ribuan ajaran Kristen, Judas, Islam, tapi mereka selalu melihat sesuatu yang tidak bisa diukur atau tak bisa kamu lihat. Kali ini berbeda, agama ini mengajak kamu berbicara dengan Tuhan, dan tahu jika ia mendengarkan," paparnya.
Robot Atlas buatan Boston Dynamics. (Foto: Boston Dynamics)
zoom-in-whitePerbesar
Robot Atlas buatan Boston Dynamics. (Foto: Boston Dynamics)
Ketika ditanya oleh Wired mengenai kemungkinan tuduhan penistaan agama dari kaum religius, Levandowski mengaku hal itu mungkin saja terjadi.
"Orang-orang mungkin bakal marah. Saya rasa apapu yang saya lakukan, orang-orang bakal marah, dan saya kira untuk hal ini tidak ada pengecualian. Ide baru radikal ini memang mengerikan dan buktinya orang-orang dengan ide radikal selalu tidak diterima dengan baik," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Tentunya meluncurkan agama juga membutuhkan biaya. Agama Way of the Future telah mendapatkan dana sebesar 2.000 dolar AS dari program fundraising, dan 3.000 dolar AS lain untuk transportasi serta baiaya tambahan seperti workshop. Tak hanya itu saja, ada tambahan lagi sebesar 7.500 dolar AS untuk gaji dan kompensasi, walau Levandowski dan pimpinan agama lain tidak akan mendapatkan uang sepeser pun.
Salah satu misteri dari agama ini adalah belum diketahui di mana lokasi pemujaan akan dilangsungkan. Dalam sebuah dokumen, hanya tertulis agama Way of the Future bakal diperluas meliputi California dan Amerika Serikat ke depannya.
Reporter: Shinta Indri Pratiwi