Mari Hitung Uang Tebusan di 4 Rekening Bitcoin Penjahat WannaCry

16 Mei 2017 15:07 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Alat penambang digital Bitcoin. (Foto: REUTERS/Stephen Lam)
Isu tentang serangan besar-besaran ransomware WannaCry yang akan terjadi pada Senin (15/5) kemarin memang tidak terjadi, tapi tampaknya beberapa pihak masih terkena dampaknya dan memutuskan untuk membayar tebusan kepada si penyebar virus yang, sebenarnya itu adalah langkah salah dan sama sekali bukan solusi. Pakar keamanan siber tidak pernah menyarankan agar korban memberi uang tebusan ke penjahat. Jika kadung jadi korban, mungkin bisa menunggu sampai ada antivirus untuk membasmi ransomware terkait. Atau cara terbaiknya adalah mengantisipasi secara serangan dengan mengambil langkah pencegahan. Baca juga: 7 Langkah Lindungi Komputer dari Serangan Ransomware WannaCry Kembali lagi ke uang tebusan WannaCry. Ada empat dompet Bitcoin yang digunakan oleh penjahat siber dalam menyebar virus ransomware WannaCry, dan semuanya terpantau masih terus mendapatkan uang yang diyakini berasal dari tebusan para korban. Hingga Selasa (16/5) pukul 15.00 WIB, total uang yang sudah ditransfer ke empat dompet (rekening) Bitcoin dari penjahat WannaCry itu mencapai 39.58463356 BTC atau lebih dari Rp 900 juta! Berikut rincian masing-masing rekening. - 13AM4VW2dhxYgXeQepoHkHSQuy6NgaEb94 14.16574741 BTC = Rp 323.137.161 - 115p7UMMngoj1pMvkpHijcRdfJNXj6LrLn 9.44967018 BTC = Rp 212.917.376 - 12t9YDPgwueZ9NyMgw519p7AA8isjr6SM 12.71671641 BTC = Rp 310.357.054 - 1QAc9S5EmycqjzzWDc1yiWzr9jJLC8sLiY 3.25249956 BTC = Rp 73.867.492 Angka ini meningkat dari yang dilaporkan pada Senin (15/5) kemarin sebesar 39.07441267 BTC atau lebih dari Rp 600 juta. Seperti diketahui, ransomware WannaCry menyandera atau mengunci dokumen komputer milik korban, yang kemudian meminta uang tebusan dalam bentuk Bitcoin dengan identitas anonim. Jika tidak dipenuhi, pengirim virus mengancam akan menghapus dokumen korban.
Pesan sandera WannaCry. (Foto: Kaspersky)
Penjahat memilih Bitcoin dikarenakan sistemnya mengizinkan pengguna untuk memakai identitas anonim, apalagi sistem desentralisasinya membuat rekening itu tidak bisa dipantau atau dikontrol oleh siapapun. Sebelumnya, serangan ransomware WannaCry menggemparkan dunia siber setelah melumpuhkan 16 rumah sakit di Inggris dan berbagai perusahaan lainnya di berbagai belahan Bumi. Di Indonesia, Rumah Sakit Dharmais turut menjadi korban serangan ini yang membuat operasionalnya sempat lumpuh dan dijalankan secara manual pakai kertas. Menanggapi serangan ini, berbagai perusahaan di dunia pun melakukan antisipasi dengan memperbarui sistem keamanan komputer mereka dan juga imbauan dari pemerintah setempat untuk melindungi komputer masing-masing.
ADVERTISEMENT