Melantai di Bursa Hong Kong, Saham Xiaomi Anjlok

9 Juli 2018 17:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Xiaomi melantai di bursa Hong Kong. (Foto: Bobby Yip/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Xiaomi melantai di bursa Hong Kong. (Foto: Bobby Yip/Reuters)
ADVERTISEMENT
Produsen smartphone asal China, Xiaomi mencatat babak baru setelah resmi melakukan penawaran publik perdana (Initial Public Offering/IPO) di bursa saham Hong Kong, Senin (9/7).
ADVERTISEMENT
Namun, debut perdagangan Xiaomi berjalan kurang mulus setelah harga saham perusahaan asal China itu turun sebanyak lebih dari 2 persen. Harga saham Xiaomi dibuka di angka 16,6 dolar Hong Kong atau sekitar Rp 30 ribu per lembarnya, seperti dilansir CNBC.
Angka ini menunjukkan penurunan dari angka IPO Xiaomi yang dipatok 17 dolar Hong Kong atau Rp 31 ribu per lembarnya.
Dalam pembukaan penjualan sahamnya valuasi Xiaomi menjadi sebesar 54,3 miliar dolar AS atau setara Rp 776,8 triliun. Penurunan harga saham sendiri membuat nilai valuasi Xiaomi itu menjauh dari estimasi 100 miliar dolar AS.
CEO dan salah satu pendiri Xiaomi, Lei Jun, mengakui waktu yang kurang tepat dalam melakukan penjualan perdana saham Xiaomi. Meski begitu, ia tetap optimistis dengan kondisi pasar ekonomi dalam jangka panjang ke depannya.
CEO Xiaomi, Lei Jun. (Foto: Bobby Yip/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Xiaomi, Lei Jun. (Foto: Bobby Yip/Reuters)
"Pada saat kritis dalam hubungan perdagangan China-AS ini, pasar modal global terus berubah," ujar Lei Jun, dalam sambutannya di bursa saham Hong Kong, Senin (9/7), dilansir CNN.
ADVERTISEMENT
"Meski kondisi ekonomi makro jauh dari ideal, kami percaya perusahaan besar masih bisa naik untuk menghadapi tantangan dan menjadi berbeda," tambahnya.
Xiaomi yang didirikan pada tahun 2010, menjelma menjadi produsen smartphone terbesar kelima di dunia pada tahun lalu, menurut riset IDC. Strategi yang dilancarkan Xiaomi adalah menciptakan perangkat dengan harga yang bersahabat.
Tak hanya Asia, pasar Xiaomi kini telah mulai memasuki Eropa dan rencananya akan masuk Amerika Serikat pada tahun 2019.
Bisnis utama Xiaomi adalah telepon, tetapi juga menjual berbagai perangkat lain yang terhubung ke internet, termasuk laptop hingga rice cooker pintar. Sebagian besar penjualan Xiaomi berasal dari China, tetapi tumbuh agresif di negara lain.