Mengenal Black Box, Kotak Penyimpan Rahasia Kecelakaan Pesawat

30 Oktober 2018 14:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kotak Black Box Rusak (Foto: Flickr / kathleen_kuzma)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kotak Black Box Rusak (Foto: Flickr / kathleen_kuzma)
ADVERTISEMENT
Pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Senin (29/10). Proses evakuasi korban masih terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polisi dan Basarnas.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya melakukan pencarian korban pesawat saja, tim gabungan juga tengah mencari Kotak Hitam atau Black Box, yang merupakan alat perekam data penerbangan.
Ketika terjadi insiden kecelakaan pesawat, Black Box menjadi benda yang diprioritaskan untuk segera ditemukan, selain para korban. Mengapa Black Box begitu penting? Alasannya, kotak ini dapat membantu penyelidikan kecelakaan dan mencari tahu apa yang terjadi sebelum sebuah pesawat mengalami kecelakaan.
Black Box merupakan alat penyimpan percakapan yang terjadi di dalam kokpit, antara pilot kepada krunya atau menara pengawas Bandara (Air Traffic Control/ATC). Tidak hanya itu, Black Box juga menyimpan banyak sensor yang bisa menjadi petunjuk penyelidikan kecelakaan.
Berikut ini rangkuman dari kumparan terkait berbagai informasi tentang Black Box yang perlu kamu tahu.
ADVERTISEMENT
1. Diciptakan oleh orang Australia
Black Box pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan muda asal Australia bernama Dr. David Warren. Ia bekerja di Laboratorium Penelitian Aeronautika di Melbourne pada pertengahan 1950-an, Warren terlibat dalam penyelidikan kecelakaan misterius pesawat komersial bertenaga jet pertama di dunia, Comet.
Dari kasus ini, Warren menyadari jika rekaman tentang apa yang terjadi di pesawat tepat sebelum kecelakaan akan sangat berguna untuk membantu penyelidikan. Hal inilah yang menjadi dasar dirinya menciptakan Black Box.
Unit demonstrasi pertama Black Box diproduksi pada tahun 1957. Australia menjadi negara pertama di dunia yang mewajibkan semua pesawat komersial memiliki Black Box.
Black Box Pesawat Sebenarnya Berwarna Oranye (Foto: Flickr / Bri_J)
zoom-in-whitePerbesar
Black Box Pesawat Sebenarnya Berwarna Oranye (Foto: Flickr / Bri_J)
2. Tidak berwarna hitam
Jika kamu membayangkan Black Box adalah kotak berwarna hitam, maka kamu salah. Meski dinamakan Black Box, kotak tersebut memiliki warna oranye terang. Warna tersebut digunakan untuk membedakannya dengan benda-benda di sekitarnya dan memudahkan pencarian.
ADVERTISEMENT
Para ahli ternyata awalnya tidak menyebut kotak tersebut dengan istilah Black Box. Nama Black Box sendiri disebut lebih disukai oleh media.
Ada beberapa teori mengenai awal mula munculnya nama Black Box mulai dari desain awalnya yang sangat gelap, seorang jurnalis yang mendeskripsikannya sebagai "kotak hitam yang indah", hingga kotak tersebut menjadi berwarna hitam karena kebakaran saat kecelakaan.
3. Ada dua bagian Black Box
Black Box terdiri dari dua bagian yang terpisah, yaitu perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR). Perangkat FDR mencatat hal-hal seperti kecepatan udara dan pesawat, ketinggian, serta indikator bahan bakar.
Black Box biasanya disimpan di ekor pesawat, dengan pertimbangan lebih mungkin selamat dari kecelakaan. Saat ini setiap pesawat terbang wajib memiliki Black Box.
Penampakan Black Box Pesawat (Foto: Flickr / Ryan)
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan Black Box Pesawat (Foto: Flickr / Ryan)
ADVERTISEMENT
4. Black Box hampir tidak bisa dihancurkan
Black Box memiliki daya tahan yang tinggi. Perangkat FDR biasanya dibalut dengan bahan titanium atau baja tahan karat, dan harus mampu bertahan dalam segala kondisi.
Peneliti telah melakukan serangkaian uji coba untuk melihat kemampuan daya tahannya, seperti membakarnya di perapian bersuhu 1.110 derajat Celcius selama satu jam dan 260 derajat Celcius selama 10 jam. Kotak ini juga dapat beroperasi antara -55 hingga 70 derajat Celcius.
5. Hanya merekam 2 jam percakapan
Black Box mampu menyimpan 25 jam data penerbangan tetapi hanya dua jam perekaman suara kokpit, yang direkam dalam satu lingkaran perangkat digital. CVR melacak interaksi antara para kru satu sama lain dan kontrol lalu lintas udara. Selain itu, kebisingan dalam latar belakang juga apat memberikan petunjuk penting bagi penyelidik.
ADVERTISEMENT
6. Black Box memiliki sensor bawah air
Untuk membantu menemukan Black Box setelah kecelakaan pesawat yang terjadi di laut, perangkat ini dilengkapi dengan teknologi Underwater Locator Beacon (ULB).
Perangkat ULB akan diaktifkan segera setelah perekam bersentuhan dengan air dan dapat mengirimkan sinyal dari kedalaman hingga 4 kilometer. Sinyal tersebut akan dipancarkan selama 30 hari sampai baterai benar-benar habis.
Black Box dapat menjadi kunci menjawab misteri jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 yang membawa 178 penumpang dewasa, satu anak-anak, dua bayi. Kru pesawat Lion Air JT-610 berjumlah delapan orang, yang terdiri dari pilot dan co-pilot beserta enam awak kabin.
Pesawat tersebut dijadwalkan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pada pukul 06.20 WIB dan tiba di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB, Senin (29/10). Namun, pesawat itu hilang kontak pada pukul 06.33 WIB saat berada di ketinggian 2.500 kaki.
ADVERTISEMENT