Mengenal Program Khusus Developer dari Facebook di Indonesia

27 Oktober 2018 17:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Facebook Ideathon Build Day 2018 (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Facebook Ideathon Build Day 2018 (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Facebook telah mengerahkan berbagai upaya untuk melakukan investasi pada kemajuan edukasi para developer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal itu dilakukan untuk mengembangkan keterampilan digital masyarakat, sehingga mampu mengembangkan kemampuan teknis menjadi produk yang bisa dimanfaatkan di industri bisnis.
ADVERTISEMENT
Director of Developer Partnership & Program Facebook Konstantinos Papamiltiadis atau yang akrab dengan KP mengatakan bahwa Facebook telah mengoperasikan program baik untuk developer secara individu atau startup. Program tersebut berupa training dan mentorship untuk mengedukasi para programmer agar mendapatkan informasi mengenai model bisnis dan pengembangannya.
“Indonesia punya banyak talenta tapi mereka belum tahu bagaimana mengimplementasikan bisnis tersebut dan mengolah pengetahuan menjadi sebuah produk. Mentorship kami hadir untuk membantu mengatasi itu,” ujar KP, saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/10).
KP menjelaskan bahwa ada dua program Facebook yang telah dijalankan di Indonesia dan telah memiliki anggota komunitas developer yang cukup banyak. Kedua program tersebut adalah FbStart dan Facebook Developer Circles.
FbStart dan Facebook Developer Circles
ADVERTISEMENT
FbStart adalah sebuah program global yang dirancang oleh Facebook untuk memberdayakan startup agar bisa menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan juga mengembangkannya. Anggota FbStart akan mendapatkan tools dan pelayanan gratis, bantuan dan pelatihan teknis dari tim Facebook.
Sementara Facebook Developer Cicles adalah program yang lebih dikhususkan oleh developer sebagai individu. Program ini menjadi wadah bagi para pengembang untuk bertemu dan saling terhubung, sehingga mereka bisa belajar dan berkolaborasi dengan pengembang lainnya secara online maupun offline.
Elisha Tan, Konstantinos Papamiltiadis,  dan Virginia Yang dari Facebook. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Elisha Tan, Konstantinos Papamiltiadis, dan Virginia Yang dari Facebook. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
Program Facebook Developer Circles (DevC) ini pertama kali diselenggarakan di Malang pada tahun 2016 dan mendapatkan animo yang baik. Hingga kini, setidaknya ada 1.800 anggota FB DevC dari sembilan kota besar di Indonesia, yakni di Jakarta, Bandung,Surabaya, Malang, Yogyakarta, Semarang, Bali, Batam dan Medan.
ADVERTISEMENT
Bisa dibilang kedua program Facebook ini juga menjadi 'mak comblang' bagi masing-masing pesertanya. Anggota startup pada program FbStart mendapatkan ‘jodoh’ developer handal yang cocok untuk bergabung mengembangkan model bisnis startup tersebut.
Ketika Facebook jadi 'mak comblang'
KP menceritakan kisah menarik yang terjadi dalam kedua programnya tersebut. Seorang pengembang bernama Agastya Darma Laksana asal Malang sempat menjadi koordinator dalam program DevC. Berkat kontribusinya, ia berhasil mendapatkan kesempatan untuk pergi ke acara tahunan Facebook F8 di California.
Di kantor Facebook tersebut, ia bertemu dengan CPO (Chief Product & Data) kumparan, Thomas Diong, yang merupakan partisipan FbStart. Thomas terkesan dengan kemampuan Agastya dan menawarkan pekerjaan untuknya. Kini, Agastya menjadi karyawan kumparan sebagai engineer peranti lunak.
Suasana acara Facebook Ideathon Build Day 2018 (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana acara Facebook Ideathon Build Day 2018 (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Selain itu, program DevC juga disebut sebagai wadah untuk mendorong peran wanita dalam dunia engineering. Menurut KP, banyak dari wanita yang memiliki bakat pengembang namun tidak cukup terlihat dalam bidang tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kami ingin meningkatkan jumlah teknisi perempuan, baik itu di Indonesia, Asia Tenggara maupun seluruh dunia, kami kngin mendorong kesetaraan gender. Memberikan perempuan lebih banyak tempat untuk menjadi engineer,” jelas Virginia Yang, Director Developer Partnerships and Programs APAC, Facebook.
Virginia mengungkap bahwa hingga saat ini jumlah teknisi perempuan di komunitas DevC telah mencapai 30 persen.
Ilustrasi Facebook. (Foto: Dado Ruvic/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Facebook. (Foto: Dado Ruvic/Reuters)
Ke depannya, Facebook memiliki target untuk menyediakan 2.500 beasiswa dalam program Kursus Pengembangan Javascript. Program ini akan dibuka di Singapura, tapi para pengembang Indonesia juga sangat mungkin untuk mendapatkan kesempatan beasiswa tersebut.
Tidak ada kualifikasi khusus untuk mendapatkan beasiswa tersebut, namun Virginia mengatakan bahwa pendaftar akan diseleksi terlebih dahulu untuk melihat pengembang terbaik. Program ini akan berlangsung selama 12 minggu dan diharapkan lulusan kursus bersertifikasi ini dapat bekerja di perusahaan unicorn seperti Go-Jek, Tokopedia dan Bukalapak.
ADVERTISEMENT