Menkominfo Persilakan Alat Pendeteksi Tsunami Manfaatkan Kabel Laut

5 Oktober 2018 21:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buoy, alat pendeteksi datangnya gelombang tsunami. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Buoy, alat pendeteksi datangnya gelombang tsunami. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membolehkan penggunaan jaringan kabel laut Palapa Ring dimanfaatkan untuk teknologi deteksi tsunami di kawasan Indonesia. Alat tersebut nantinya akan ditempatkan di titik-titik tertentu sepanjang jaringan kabel bawah laut.
ADVERTISEMENT
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, menjelaskan dirinya sudah membahas pemanfaatan alat sensor pendeteksi tsunami berbasis kabel laut itu, bersama pimpinan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Setuju, saya sudah bicara dengan Kepala BMKG, Kepala BPPT, untuk memanfaatkan nanti kabel laut yang ada untuk alat sensor. Apalagi Palapa Ring yang ada 12 ribu kilometer silakan dipakai," katanya saat memberikan keterangan pers di kantor Kominfo, Jumat (5/10).
Pembangunan proyek kabel laut Palapa Ring di Indonesia terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku. Pembangunan proyek ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu barat, tengah, dan timur.
ADVERTISEMENT
Paket barat, yang beroperasi sejak Maret 2018, terbentang sepanjang 2.000 km dan menghubungkan Pulau Sumatra dan Kalimantan.
Kemudian paket tengah sejauh 2.700 km, menghubungkan Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara.
Menkominfo Rudiantara dan Dirjen SDPPI Ismail. (Foto: Kominfo)
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo Rudiantara dan Dirjen SDPPI Ismail. (Foto: Kominfo)
Sementara paket timur dibangun sepanjang 8.454 km di NTT, Maluku, Papua, hingga pedalaman Papua.
Selain untuk telekomunikasi, kabel serat optik juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, termasuk alat pendeteksi tsunami agar komunikasi datanya makin cepat.
BPPT sendiri memiliki teknologi Cable Based Tsunameter (CBT) yang dapat menjadi pilihan alternatif perangkat bouy yang selama ini digunakan untuk pendeteksi tsunami diberbagai wilayah di Indonesia.
CBT ini telah dikembangkan di beberapa negara dan dimanfaatkan antara lain oleh Kanada, Jepang, Oman dan Amerika Serikat. Dibanding Bouy, CBT bisa terbilang lebih murah dan tidak rentan vandalisme yang menyebabkan kerusakan.
Menkominfo bersama PT Palapa Ring Barat. (Foto: Kemkominfo)
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo bersama PT Palapa Ring Barat. (Foto: Kemkominfo)
Hasil penyelidikan awal pihak kepolisian, diketahui alat buoy di wilayah Sulawesi Tengah telah rusak akibat aksi vandalisme sejumlah nelayan.
ADVERTISEMENT
"Ada nelayan yang menambatkan perahunya di sana, padahal tidak diperbolehkan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di PTIK Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/9).
Setyo mengatakan, agar tidak ada lagi aksi vandalisme terhadap buoy, ke depannya buoy yang mengapung akan diganti dengan buoy yang ditanam di dasar laut. Sehingga, tidak tersentuh lagi oleh para nelayan.