Menpora Malaysia: Jangan Salahkan PUBG atas Aksi Teror di Christchurch

26 Maret 2019 9:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pemuda dan Olah Raga Malaysia Syed Saddiq Abdul Rahman. (Foto: Instagram @syedsaddiq)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pemuda dan Olah Raga Malaysia Syed Saddiq Abdul Rahman. (Foto: Instagram @syedsaddiq)
ADVERTISEMENT
Game battle royale PUBG (PlayerUnknown's Battlegrounds) sedang menjadi perbincangan di Indonesia karena dianggap menginspirasi aksi penembakan yang terjadi di Christchurch, Selandia Baru, beberapa waktu lalu. Selain di Indonesia, ternyata di Malaysia juga timbul kekhawatiran yang sama soal game PUBG.
ADVERTISEMENT
Namun, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia, Syed Saddiq, menegaskan PUBG sepatutnya tidak disalahkan atas tragedi berdarah tersebut. Ia berpendapat ekstremis akan tetap melakukan aksi-aksi kekerasan walau tanpa pengaruh dari video game sekalipun.
"Percayalah, ada atau tidak adanya pengaruh dari game online, orang-orang dengan keyakinan ekstrem akan tetap melakukan aksi kekerasan," ujarnya, seperti dikutip dari New Straits Times.
Menpora Malaysia, Syed Saddiq, berfoto dengan penonton di Jakarta International Velodrome. Foto: Abrar Firdiansyah/kumparan
Syed Saddiq mengatakan game online seperti PUBG tidak ada kaitannya dengan aksi pembunuhan yang terjadi di Selandia Baru.
"(Insiden) itu lebih besar dari itu (sekadar terinspirasi game). Kita harus memberikan hormat kepada mereka yang kehilangan nyawanya tapi jangan buru-buru menyalahkan game online," papar Saddiq.
"Apakah kita harus memblokir semua game dengan elemen penembakan di dalamnya? Saya pikir penembakan di Christchurch lebih besar dari itu," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Menpora yang baru berusia 26 tahun itu melihat aksi-aksi teror semacam ini sudah banyak terjadi sebelum adanya PUBG. Game PUBG sendiri baru dirilis pada tahun 2017 untuk perangkat PC dan Xbox One, kemudian hadir di Android dan iOS pada 2018.
Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sedang melakukan kajian mengenai fatwa haram PUBG. Alasannya, PUBG dianggap telah menginspirasi pelaku penembakan di dua masjid Christchurch, Selandia Baru. Padahal, pelaku teror yang diketahui bernama Brenton Tarrant, tidak pernah menyebutkan PUBG dalam manifesto atau dalam video aksi penembakan yang ia rekam. Dia juga bilang aksi teror di Christchurch tidak terinspirasi oleh konten film, musik, atau game Fortnite.
Dalam manifestonya, Tarrant mengaku aksi ini terinspirasi oleh Anders Breivik. Breivik adalah pelaku pembunuhan 77 orang dalam aksi pengeboman yang ia lakukan di Oslo, Norwegia, dan kemudian ia juga melakukan aksi penembakan pada tahun 2011 silam.
ADVERTISEMENT
Dalam aksinya itu, Breivik mengatakan, serangan itu harus ia lakukan untuk menghentikan 'Islamisasi' di Norwegia. Breivik juga tidak menunjukkan adanya kaitan antara video game dengan aksi sadisnya tersebut.