news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Nadiem Makariem: Startup Lokal Jangan Mau Kalah sama Asing

23 November 2017 8:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO dan pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim. (Foto: Go-Jek)
zoom-in-whitePerbesar
CEO dan pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim. (Foto: Go-Jek)
ADVERTISEMENT
Menurut riset yang dilakukan Google dan AT Kearney, dalam 5 tahun terakhir ini investasi startup Indonesia tumbuh pesat hingga 68 kali lipat, dari angka 1,4 miliar dolar AS pada tahun 2016 melesat menjadi 3 miliar dolar AS di bulan Agustus 2017. Ini menunjukkan bagaimana geliat startup asal Indonesia yang terus tumbuh dan menghadirkan daya tarik bagi para investor.
ADVERTISEMENT
Saat ini, ada 3 startup unicorn di Indonesia, yaitu Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka. Sebagai sosok terdepan, Go-Jek terus membangun bisnisnya di Tanah Air yang salah satunya dengan cara memperluas kemampuan fitur pembayaran digital miliknya yaitu Go-Pay, di samping menyediakan berbagai layanan on-demand di aplikasinya.
Tapi, tak bisa dipungkiri persaingan yang datang dari kompetitor asing cukup ketat, di mana untuk bisnis transportasi online sendiri Go-Jek bersaing dengan Grab dari Singapura dan Uber dari Amerika Serikat untuk menguasai pasar Indonesia. Meski begitu, CEO sekaligus salah satu pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim, menegaskan startup asal Indonesia tidak boleh kalah dengan perusahaan asing.
"Saya harap startup lokal jangan mau selalu dikalahkan sama asing. Kita bisa stand up melawan kompetitor yang jauh lebih besar," tegas Nadiem, seusai jumpa pers peluncuran fitur Go-Bills di kantor Go-Jek, Jakarta, Rabu (22/11).
ADVERTISEMENT
Ia menegaskan misi besar Go-Jek untuk tak hanya beraksi di Indonesia, tapi juga Asia Tenggara dan dunia nantinya dengan bisnis yang menghasilkan keuntungan dan berkelanjutan.
"Go-Jek ini suatu bisnis karena untuk bisa berkesinambungan harus profitable dan sustainable, tapi misi Go-Jek lebih besar yaitu untuk menjadi Indonesia digital superpower di Asia Tenggara dan dunia," katanya.
Nadiem Makarim (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nadiem Makarim (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Nadiem juga mengungkapkan strateginya untuk menghadapi kompetitor yang merambah bisnis inti yang sama dengan perusahaan yang didirikannya sejak tahun 2010 ini. Ada beberapa langkah yang diterapkan, di antaranya adalah memfokuskan layanan kepada empat sektor, yakni transportasi, logistik, makanan, dan pembayaran.
Layanan pembayaran digital Go-Pay saat ini menjadi fokus utama Go-Jek untuk diperluas lagi penggunaanya. Nadiem ingin mengembangkan Go-Pay sebagai pembayaran elektronik sehari-hari. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperluas layanan Go-Pay adalah membawanya keluar dari ekosistem Go-Jek, sehingga bisa digunakan untuk membayar layanan-layanan yang berada di luar aplikasi Go-Jek. Kemungkinan besar rencana ini bakal direalisasikan pada tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya mengenai rencana Go-Pay dipakai di luar aplikasi Go-Jek, Nadiem menjawab, "Sangat cepat, dalam waktu dekat pasti mulai kelihatan. Apalagi dengan pengguna Go-Pay sekarang sebanyak lebih dari 50 persen pengguna Go-Jek."
Menkominfo Target Ada 5 Startup Unicorn Indonesia Tahun 2019
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara turut hadir di acara peluncuran fitur baru Go-Jek yaitu Go-Bills dan ikut berkomentar mengenai kondisi startup di indonesia. Rudiantara mengharapkan ada lebih banyak lagi startup-startup di Indonesia yang bisa berkembang menjadi unicorn seperti Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka.
Ia menargetkan pada tahun 2019 nanti Indonesia memiliki 5 startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS alias unicorn.
Menkominfo Rudiantara berharap salah satu startup lokal yang bergerak di bidang pendidikan, Ruangguru, bisa menjadi startup selanjutnya yang masuk kategori unicorn. Ia melihat sektor yang dipilih oleh Ruangguru, yaitu pendidikan memiliki sumber pendanaan yang besar.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa Ruangguru sebagai the next unicorn karena pendidkan menjadi fokus penggunaan APBN, bayangkan APBN sektor pendidikan sekarang Rp 400 triliun, jika beberapa persen mengalir ke situ (Ruangguru) bisa meningkatkan pendanaan," ucap Rudiantara.